Membaca Hasil EKG (Elektrokardiografi)

EKG atau Elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial listrik otot jantung yang didapat melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat bernama elektrokardiograf. Melalui EKG (atau ada yang lazim menyebutnya ECG {in English: Electro Cardio Graphy}) kita dapat mendeteksi adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui gelombang irama jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas EKG.

Photo by Towfiqu barbhuiya on Pexels.com

Berikut ini sedikit catatan saya tentang bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan EKG yang tergambar di kertas EKG. Saya sarankan untuk terlebih dahulu memahami aktivitas elektrik jantung dan cara memasang EKG. Mudah-mudahan bisa jadi bahan diskusi.

1. IRAMA JANTUNG

Irama jantung normal adalah irama sinus, yaitu irama yang berasal dari impuls yang dicetuskan oleh Nodus SA yang terletak di dekat muara Vena Cava Superior di atrium kanan jantung. Irama sinus adalah irama dimana terdapat gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS. Irama jantung juga harus teratur/ reguler, artinya jarak antar gelombang yang sama relatif sama dan teratur. Misalkan saya ambil gelombang R, jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya akan selalu sama dan teratur.

Jadi, yang kita tentukan dari irama jantung adalah, apakah dia merupakan irama sinus atau bukan sinus, dan apakah dia reguler atau tidak reguler.

  • Irama Sinus, seperti yang saya tulis di atas, yakni adanya gelombang P, dan setiap gelombang P harus diikuti oleh kompleks QRS. Ini normal pada orang yang jantungnya sehat.
  • Irama Bukan Sinus, yakni selain irama sinus, misalkan tidak ada kompleks QRS sesudah gelombang P, atau sama sekali tidak ada gelombang P. Ini menunjukkan adanya blokade impuls elektrik jantung di titik-titik tertentu dari tempat jalannya impuls seharusnya (bisa di Nodus SA-nya sendiri, jalur antara Nodus SA – Nodus AV, atau setelah nodus AV), dan ini abnormal.
  • Reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya selalu sama dan teratur. Kita juga bisa menentukan regulernya melalui palpasi denyut nadi di arteri karotis, radialis dan lain-lain.
  • Tidak reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya tidak sama dan tidak teratur, kadang cepat, kadang lambat, misalnya pada pasien-pasien aritmia jantung.

2. FREKUENSI JANTUNG

Frekuensi jantung atau Heart Rate adalah jumlah denyut jantung selama 1 menit. Cara menentukannya dari hasil EKG ada bermacam-macam. Bisa kita pakai salah satu atau bisa semuanya untuk membuat hasil yang lebih cocok. Rumusnya berikut ini:

1)      Cara 1

 HR = 1500 / x

Keterangan: x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya.

2)      Cara 2

HR = 300 / y

Keterangan: y = jumlah kotak sedang (5×5 kotak kecil) antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma juga ga masalah)

3)      Cara 3

Adalah cara yang paling mudah, bisa ditentukan pada Lead II panjang (durasi 6 detik, patokannya ada di titik-titik kecil di bawah kertas EKG, jarak antara titik 1 dengan titik setelahnya = 1 detik, jadi kalau mau 6 detik, bikin aja lead II manual dengan 7 titik).

Caranya adalah:

HR = Jumlah QRS dalam 6 detik tadi itu x 10.

Nanti yang kita tentukan dari Frekuensi jantung adalah:

  • Normal: HR berkisar antara 60 – 100 x / menit.
  • Bradikardi= HR < 60x /menit
  • Takikardi= HR > 100x/ menit

 3. AKSIS

Aksis jantung menurut definisi saya adalah, proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan-sadapan pada pemeriksaan EKG. Sadapan (Lead) EKG biasanya ada 12 buah yang dapat dikelompokkan menjadi 2:

  1. Lead bipolar, yang merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda/ lead standar, yaitu lead I, II dan III.
  2. Lead unipolar, yang merekam perbedaan potensial listrik pada satu elektroda yang lain sebagai elektroda indiferen (nol). Ada 2: (a) unipolar ekstrimitas (aVL, aVF, dan aVR); (b) unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5 dan V6)
Setiap lead memproyeksikan suatu garis/ vektor tertentu. Urutannya bisa dilihat dari gambaran berikut ini:
Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30° sampai dengan 120° (ada yang mendefinisikan sampai 100° saja). Sebenarnya ini adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong :)). Pada kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead:
  • Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+).
  • Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki kiri bermuatan positif (+)
  • Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+)
  • Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen (potensial nol)
  • Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol.
  • Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.

Nah, secara elektrofisiologi, arus potensial listrik jantung berasal dari SA node lalu meluncur ke AV node, bundle His, cabang septal dan sampai ke serabut purkinje. Arus itu bermuatan negatif (-). Jika arus itu menuju lead yang bermuatan positif (+), maka di kertas EKG akan muncul gelombang ke atas, (kan tarik-menarik gitu..), kalau arus itu menjauhi lead yang bermuatan (+) tersebut, maka di kertas EKG dia akan muncul sebagai gelombang ke bawah. (Arus menuju dan menjauhi lead itu layaknya bisa di imajinasikan sendiri kali ya, bayangkan saja lokasi leadnya dan arah arus elektrofisiologi jantungnya. Sama halnya jika diibaratkan, lead itu kayak orang yang lagi berdiri memandangi sebuah mobil yang lagi jalan dalam suatu arena balap. Ada orang yang melihat mobil itu dari sudut segini, ada yang dari segitu, jadi ntar penafsiran mereka beda-beda. Jika digabungkan, maka dapatlah mereka menyimpulkan apa yang terjadi dari mobil balap itu.)

Itulah mengapa arah gelombang di lead aVR bernilai negatif (gelombangnya terbalik), karena arah arus jantung berlawanan dengan arah lead/ menjauhi lead, sedangkan di lead-lead lainnya bernilai positif (gelombangnya ke atas).

Cara menentukan aksis dari kertas EKG itu adalah:
  1. Lihat hasil di Lead I, perhatikan resultan gelombang di kompleks QRS. (ingat lagi pelajaran vektor di fisika, hehe). Jika resultan gaya Q, R dan S nya positif, (maksudnya jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S {bisa dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif (-). Ini semacam resultan gaya. Bagusnya digambar di buku petak matematika itu agar lebih paham.. He. 😀
  2. Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif.
  3. Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif.
Nah, cara menginterpretasikannya bisa dibuatkan tabel berikut ini:

Aksis / Lead

Normal

LAD

RAD

I

+

+

aVF

+

+

II

+

+

  • Aksis Normal = ketiga lead tersebut bernilai positif, artinya jantung berada di antara aksis -30° sampai dengan 120° (ada yang menyebutkan sampai 100°  saja).
  • LAD (Left Axis Deviation), artinya aksis / arah proyeksi jantungnya bergeser ke kiri, atau di atas – 3o°. Kalau demikian tentu gak mungkin aVF atau lead II nya positif, pasti negatif kan.. 😀 Ini biasa terjadi jika adanya pembesaran ventrikel kiri/ LVH (Left Ventricular Hypertrophy), sehingga arah jantungnya jadi ga normal lagi, agak naik gitu. Misalnya pada pasien-pasien hipertensi kronis dsb.
  • RAD (Right Axis Deviation), artinya aksisnya bergeser ke kanan, atau di atas 120°. Kalau ke kanan tentu lead I-nya akan negatif, sedangkan aVF dan II positif. Biasanya ini terjadi jika adanya pembesaran jantung kanan/ RVH (Right Ventricular Hypertrophy).

4. Gelombang P

Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal:

  • lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan)
  • tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas)
  • selalu positif di lead II
  • selalu negatif di aVR
Yang ditentukan adalah normal atau tidak:
  • Normal
  • Tidak normal:
  • P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan.
  • P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri.
  • P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.

5. PR Interval

PR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.

Yang ditentukan: normal atau memanjang.

6. Kompleks QRS

Adalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya:

  • Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil)
  • tinggi tergantung lead.
Yang dinilai:

– Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain:

  • durasinya > 0,04 (1 kotak kecil)
  • dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.
Variasi Kompleks QRS
  • QS, QR, RS, R saja, rsR’, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

Interval QRS, adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang.

7. Tentukan RVH/LVH

Rumusnya,

  • RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1
  • LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35

8. ST Segmen

ST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai:

  • Normal: berada di garis isoelektrik
  • Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard)
  • Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)

9. Gelombang T

Gelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah:

  • Normal: positif di semua lead kecuali aVR
  • Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)
Semoga bermanfaat.
Referensi: Skill’s lab blok 3.2 kardiovaskuler dan catatan kuliah.

40 thoughts on “Membaca Hasil EKG (Elektrokardiografi)

    • Syandrez

      Sinus ritme artinya irama sinus, setiap gelombang p diikuti oleh qrs.
      Repolarisasi abnormal berkaitan dengan gelombang T yang tidak normal, lokasi di anterior dan inferior wall artinya di bagian depan bawah dinding jantung. Kelainan yang dapat terjadi bisa adanya iskemia atau penyumbatan pembuluh darah koroner yang mensuplai dinding jantung tsb. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis jika ada keluhan.
      Salam.

      Like

  1. indra

    Selamat pagi dan salam kenal……., saya indra (44 thn)
    Saya baru melaksanakan EKG dan pada lembar hasil ada info……..

    ” Interpretation :
    Suspected left ventr. hypertrophy
    small positive T wave (lateral, anterior)
    R/S inversion area between V1 and V2
    probably abnormal ECG ”

    Mohon bantuan infonya untuk detail pengertiannya….
    Terima kasih bantuannya.

    Like

  2. JON

    selamat pagi,salam kenal dr saya pak.suwanto…..” pada bacaan EKG hasilnya ada kelainan LAD ,say termasuk sakit jangtung apa?berbahaya atau tidak”. Terimakasih sebelumnya

    Like

  3. ristyan

    saya usia 37 th..kmrn pas medical chek up disuruh treadmill ..tb 172 bb 90 pas treadmill tekanan darah awal 130/80 pas ahkir treadmill teakanan darah 170/90 selama 7 menit melakukannya apakah saya hipertensi? mohon penjelasan makasih.

    Like

      • aminocte

        HD 57 tahun dilarikan ke rumah sakit karena mengalami nyeri dada hebat dan kesulitan bernafas. Hasil pemeriksaan fisik, Kasusnya gini an:
        TD 80/40, HR 115/menit tapi lemah, laju pernafassan 24x/menit dan dangkal. ada bunyi jantung S3/S4 gallop tapi tak ada murmur. pulsa vena jugular nirmal. Dia tak dapat istirahat dan cemas dan agak bingung tentang waktu dan tanggal. PaO2 =65 dan PaCO2 = 44 mmHg, HCO3- = 18 mEq/L. EKG: peningkatan ST segmen. Dia tidak ada riwayat sakit jantung dan tidak mendapatkan obat jantung.
        Apa penyakit orang ini ( jelaskan dengan gejala dan tanda2 yang ada dalam skenario ini!).

        Ami menduganya sih infark miokard akibat peningkatan segmen ST (STE MI) an, ami tanya ke salah seorang teman, dia jawabnya juga itu. Bener nggak sih an? makasih atas jawabannya ya.

        Like

  4. Wisnu Wardana

    Beberapa hari yang lalu saya baru melakukan MCU di RS Jantung Harapan Kita. Hasilnya, menurut dokter yang mengobservasi catatan medis saya, jantung saya bugar. Belum ada masalah, belum ada penebalan dipembuluh arteri, juga belum terjadi penebalan dinding jantung. Alhamdulillah, diusia yang ke 60 ini jantung masih bugar.

    Like

  5. mjsaputro

    Salam pak,

    Saya pria 30thn, 160cm/70. Bbrp mggu yg lalu saya juga kena maag (gerd) dan sempet di Ekg + treadmill. Kata dokter normal, yg saya ingin tanya apa treadmill + ekg sdh cukup mengetahui saya ada kelainan jantung atau tidak? Apa hanya sekali saja cukup? Hasil treadmill saya :
    Total exercise : 7:02 minutes
    Max HR : 190bpm
    Max Bp : 189/73
    Max ST Level -0.70mm in III
    Reason for termination : Fatigue
    Conclusion :
    Ischemich response : Negative
    BP response : hypertensive
    Fitness classification : Average

    Kalo seperti ini gmn ya pak?
    Terimakasih

    Like

    • Wisnu Wardana

      Yth. Bpk MJ Saputro.
      Bukan saya mau sok tahu, kita share aja pak ya. Akan saya coba jawab sebisanya.
      *** Umur Bapak 30 tahun, jadi maksimum HR nya 220 – umur = 190. Dan itu tercapai, artinya detak jantung Bapak bisa mencapai maximum heart rate (cukup baik)
      *** Tekanan darah pada exercise yang mencapai 189/73 dinilai hypertensive, atau Bapak memiliki kecenderungan memiliki tekanan darah tinggi.
      *** Treadmill dihentikan pada hitungan waktu 07:02 menit, dengan pertimbangan fatigue. Artinya dihentikan karena denyut jantung Bapak sudah terlalu tinggi. Padahal seharusnya berlangsung minimal selama 9 menit.
      Begitu barangkali pak. Maaf bilamana pendapat saya salah.

      Like

  6. adhi

    mas dokter yang baik,bisa ga saya kirim kan hasil EKG saya(saya scan kmdn saya kirim attachmentx) untuk dibacakan lebih detil.soalx saya butuh info lebih lanjut sementara analisa dokterx hanya ” EKG dalam batas normal”.
    saya bisa kirim kmn attachment saya.tks

    Like

    • sandurezu

      hhe, EKG normal mksd saya itu sama dg EKG dalam batas normal.. sy sarankan sbaikny anda berkonsultasi lgsg dengan dokter anda, krna beliau lebih tahu, trims 🙂

      Like

  7. adhi

    maaf saya jadi semakin bingung baca hasil EKG saya,klo di tulisan dokter katanta “EKG dalam batas normal” maksutx gmn? beda ya artinya sama “EKG normal”
    makasih atas pencerahannya.

    Like

  8. yona

    kalo pas tes EKG agak sedikit deg deg an jadi grafiknya agak naik turun apa hasilnya nanti juga jadi jelek ya ? padahal jantung nya normal2 aja.

    Like

  9. chantiquecollection71

    Salam kenal mas, saya Herni belum lama I I ekg jantung, bisa minta tolong apa artinya hasil ekg says tsb.
    QRS. : 72 ms
    QT/QTcB. : 194/373. ms
    PR. : (142) ms
    P. : (114) ms
    RR/PP. : 270/270. ms
    P/QRS/T. : ./80/-95 degrees
    QTD/QTcBD. : 34/65. ms
    Sokolow : 1.9 mV
    NK. : 33

    Terima kasih sebelumnya.

    Liked by 1 person

    • sandurezu

      wah, saya belum belajar yg lain ini mbak, yg tau saya aja mungkin ya
      QRS normal, PR normal, P normal. 🙂
      maaf kurang memuaskan. mesti banyak belajar lg. ^^

      Like

  10. Irwan kurniawan

    Salam kenal. sy Irwan usia 39 th, sy awam soal medis, mau minta tolong bacakan hasil ekg apakah normal / bermasalah. sebelumnya sy sampaikan bahwa sy inisiatif sendiri periksa ekg dan sy blm periksa lg dokter. sebetulnya dokter hanya bilang klo sakit sy di pencernaan (GERD). hsl ekg nya sbb :

    Vent. Rate (BPM)…………89
    PR Int. (mS)…………………138
    P/QRS/T Int. (mS)…………112 95 162
    QT/QTC Int. (mS)…………316 385
    P/QRS/T Axis (Deg.)……..74 65 52
    RV5/SVI Amp. (mV)……….1.46 1.13

    mungkin mas bs membantu sy terima ksh sebelumnya..?

    Like

    • sandurezu

      Insya Allah.. dicoba ya pak..

      Vent.rate: 89 = normal –> denyut jantung dlm batas normal.
      PR int: 0,138 detik = normal
      gel P: 0,112 detik = normal
      QRS: 0,095 detik = normal
      QT Int : 0,316 detik = normal
      Axis : mesti liat grafik ekgnya pak, kalau di lead I sama AVF nya +, berarti normal. Dari derajatnya mungkin normal krna sudutnya msh dlm rentang -30 – 120.
      RV5 + SVI = 1,46 + 1,13 = 2,59 –> sekitar 26 kotak ke atas –> normal, tdk ada pembesaran ventrikel kiri.

      jantung bapak baik. 😀
      wallahu’alam.

      Like

    • sandurezu

      mnurut saya jika invertednya di II, III aVF berarti jantung bagian inferiornya yg mengalami iskemik. (lead II, III, aVF spesifik untuk area inferior). treadmil test bisa dilakukan untuk diagnosis penyakit jtg koroner..

      Like

Give a comment