Keringat Untuk Pahlawanku

Beberapa hari lagi ujian blok akan segera tiba. Tak terasa, ternyata aku udah sampai di blok ini, blok kedua terakhir di pre klinik, di tahun ke empat ini. Ternyata, tiga tahun lebih sudah aku menuntut ilmu di kampus ini. Kenapa semuanya terasa singkat jika sudah jauh begini.. Aku pun termenung sejenak. Andai saja tanpa perjuangan dan do’a kedua pahlawanku, tak mungkin rasanya aku sejauh ini.

Di hari pahlawan ini, kita mungkin perlu mengingat lagi masa-masa dimana pendahulu-pendahulu kita di masa lalu berjuang demi kehidupan kita hari ini. Kita bisa tidur nyenyak, makan enak, belajar dengan nyaman, dan bekerja dengan tenang, juga berkat mereka para pahlawan. Namun, sesungguhnya bagi seorang anak sepertiku dan sepertimu, tentulah yang kita sebut pahlawan itu adalah, kedua orang tua kita.

Ketika belajar di stase anak hari ini, sekali lagi Allah memperlihatkan bagaimana betul tingginya segala kasih dan sayang orang tua pada anaknya. Separah apapun penyakitnya, keduanya tetap menjaganya, tetap menemaninya, tetap berada di sisinya. Saat mengunjungi pasien anak dengan leukemia, sang ibu tetap sabar menemani anaknya. Ada lagi seorang anak yang mengalami retinoblastoma, kedua orang tuanya tetap berusaha menghibur dan mengajaknya tertawa dibalik sakit dan seperti apapun kondisi anaknya yang sungguh memprihatinkan. Mereka rela tidur di lantai saat anaknya tidur di atas kasur, mereka rela tak tidur saat anaknya menangis di malam hari, mereka rela melakukan apapun untuk anaknya. Di balik deretan kamar-kamar di sela-sela lorong bangsal itu, aku merasakan ketenangan, mengingatkanku pada kedua orang tuaku.

Kadang diri ini lupa bersyukur bahwa Allah swt menitipkan kita di antara kedua pahlawan itu. Ayah dan ibu yang telah mendidik dan membesarkan kita dengan susah payah, hingga tiada terhitung jumlah air mata dan keringatnya, namun mereka tak pernah meminta belas jasa atas segala yang telah mereka berikan. Mereka yang ingin selalu tahu kabar anaknya, mereka yang rela mengorbankan apa saja demi anaknya, mereka yang senantiasa sedih saat anaknya bersedih, dan bahagia ketika anaknya bahagia. Tak ada yang mereka inginkan melainkan kebahagiaan anaknya.

Sebagai seorang anak, orang tua adalah harta yang paling berharga yang Allah berikan. Maka, berbuat dan berprilaku mulia pada keduanya adalah suatu kewajiban.

“Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan sesuatu apa pun bersamanya serta berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An-Nisa’ : 36)

Bahkan Allah swt menyandingkan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, setelah perintah untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukkan-Nya.

Meskipun tak bisa membalas segala kebaikan kedua orang tua, setidaknya, berjuanglah agar tidak mengecewakan keduanya. Berharaplah semoga keringat kita hari ini bisa menjadi penawar kesalahan-kesalahan mereka, dan menjadi penyejuk mereka di akhirat kelak. Mari mengatakan, “Inilah aku anakmu, yang tak ingin mengecewakanmu”.

My heroes

Selamat hari pahlawan. 🙂

2 thoughts on “Keringat Untuk Pahlawanku

Give a comment