
Ramadan benar-benar telah pergi, dan kepergiannya senantiasa diiringi penyesalan ketika tak mampu mengisinya dengan maksimal, tak mampu melayaninya dengan sepenuh hati, tak mampu memberikan yang terbaik. Dan sekarang Idul Fitri telah menjelang, maka harum tawalah yang patutnya bermekaran, namun kali ini hujan rintik-rintik di atas bebatuan. Maka izinkanlah diri ini kembali menengok ke depan dan membuat keyakinan untuk dapat kembali melangkah menuju hadapan. Maka hati siapa yang tak bersedih ketika sang kekasih berlalu kian pergi, tak mengucapkan sepatah kata melainkan kata perpisahan. Akankah aku dapat bertemu dengannya sekali lagi. Sungguh menjadi sebuah teka teki. Di saat hidup di dunia yang tak bisa diramalkan, akankah masih bernafas esok pagi ataukah telah berteman dengan kegelapan hari. Karenanya wahai hati, basuhlah sisa-sisa bintik hitam pada sekujur tubuhmu. Mintalah ampunan kepada Rabb-Mu yang ampunan-Nya sungguh jauh lebih besar dibandingkan kemurkaan-Nya. Sebagaimana selama ini Ia begitu baik kepadamu.
Taqabalallahu minna wa minkum.
Have a blessed Ied al Fithri. May Allah accepts our deeds and yours. π