4 Cara Seorang Muslim Menghadapi Musibah

Musibah memang bisa datang kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. sebagai manusia, kita tentu kerapkali dihadapkan dengan yang namanya ujian, ataupun cobaan, ataupun musibah. Di waktu shalat Jum’at berjama’ah hari ini, kebetulan saya mendapat sedikit pencerahan dari sang khatib mengenai bagaimana seharusnya kita, sebagai orang yang beriman kepada Allah subhanallahu wa ta’ala menyikapinya. Khutbah kali ini rasanya menyentuh banget, apatah lagi akhir-akhir ini banyak sekali musibah yang datang, misalnya saja masalah kabut asap yang sampai hari ini masih belum teratasi.

Musibah (image: http://www.muadz.com/)
Musibah (image: http://www.muadz.com/)

“Ada empat cara,” kata beliau, “bagi seorang muslim, jika sedang menghadapi musibah.” Empat cara itu ingin pula saya ringkas sebagai berikut:

Pertama, jika kalian mendapat musibah, ucapkanlah kalimat istirja’ yaitu, “innalillaahi wa inna ilaihi roji’un.” Sesungguhnya, segala sesuatu datang dari Allah, dan akan kembali kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 156, yang artinya:

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun”. (QS. Al-Baqarah:156)

Dari ayat ini, yang perlu kita yakini adalah, pada hakikatnya, musibah itu adalah datangnya dari Allah swt. Entah itu cobaan ataukah azab, maka yakinlah bahwa Dia-lah yang telah mendatangkan itu semua, dan Dia pula-lah yang sanggup mengambil kembali musibah itu.

Kedua, ucapkanlah istighfar. Segala musibah yang kita terima hari ini adalah akibat dari perbuatan tangan kita sendiri. Sesuai dengan firman Allah,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”(QS. As-Syura: 30)

Menurut beberapa ahli tafsir, makna dari perbuatan tanganmu sendiri itu mengandung arti yang lebih dalam, yaitu akibat dosa-dosa yang telah kita perbuat. Allah pun menegaskan di sana, disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Artinya, introspeksilah diri kita sendiri, bukan menyalahkan orang lain. Oleh sebab itu, kalimat yang mesti kita ucapkan ketika mendapat musibah, tiada lain adalah memperbanyak kalimat istighfar, astaghfirullahaladzhim. Bukan pula menyebut kata-kata tercela, yang tentu saja justru akan menambah dosa itu sendiri.

Ketiga, berdo’alah kepada Allah, untuk mengangkat musibah itu. Sesuai dengan firman Allah,

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman”.

Ketika sebelumnya saya pernah membaca tentang ayat ini, saya jadi terhenyak ketika melihat kabut asap yang menyelimuti setiap pemandangan, yang tak lain dikatakan oleh Allah sebagai azab yang pedih. Namun, dari ayat ini, ada sebuah makna, bahwa, ketika azab itu datang, maka memohonlah kepada-Nya, agar Ia melenyapkan musibah itu.

Dan yang terakhir, yang ke empat, ketika musibah datang, yang kita mesti lakukan adalah, tetap optimis. Karena sesungguhnya, setiap musibah yang datang menimpa kita, tidak lain adalah untuk menghapus segala dosa-dosa yang telah kita perbuat. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw,

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari)

Oleh sebab itu, empat hal tadilah yang mesti kita ingat-ingatkan pada diri kita yang khilaf ini, ketika menghadapi musibah. Seberat atau seringan apapun musibah itu, ucapkanlah istirja’, perbanyaklah istighfar, minta tolonglah kepada-Nya, lalu optimislah karena semuanya akan menghapuskan dosa-dosa. Insya Allah, dengan begitu kita bisa lebih ikhlas menerima segala cobaan dan musibah, sehingga kita bisa menjadi seorang mukmin yang lebih baik.

Wallahu’alam. 🙂

3 thoughts on “4 Cara Seorang Muslim Menghadapi Musibah

Give a comment