Jika melihat pemandangan padang rumput hijau dan ratusan sapi-sapi gemuk yang berkeliaran menikmati hari-harinya di kaki pegunungan dengan pemandangan menakjubkan, mungkin kita teringat dengan New Zealand yang terkenal itu. Bukan, tapi tempat ini ada di Sumatera Barat, letaknya di kaki Gunung Sago, di daerah Padang Mengatas (Asal katanya dari Padang Mangateh –minang red.) Kabupaten 50 Kota. Udah lama banget sebenarnya pengen kesini, tapi tak pernah kesampaian karena kabut asap yang tebal menyelimuti setiap pemandangan.
Alhamdulillah, seminggu terakhir Sumbar sudah diguyur oleh hujan lebat. Tampaknya musim hujan telah datang. Seiring kedatangannya, alhamdulillah asap pun telah tampak menghilang. Langit biru sudah kembali tampak cerah, awan-awan putih pun demikian. Sinar matahari sudah kembali datang, setelah lama tidak pernah terlihat. Dengan suasana seperti itu, niat jalan-jalan saya kembali bersemi, maka siang itu saya putuskan untuk main ke peternakan sapi di Padang Mengatas. 🙂
Padang Mengatas merupakan salah satu daerah di kaki Gunung Sago yang terletak di sebelah tenggara Kota Payakumbuh. Jika beranjak dari pusat kota, jaraknya sekitar 8-9 kilometer, sedangkan kalau dari rumah saya sekitar 15 kilometer. Hehe. Cukup memakan waktu sekitar 20-30 menit dengan sepeda motor.


Setelah mengendarai motor melewati Jalan Mohammad Yamin ke arah tenggara melewati pemandangan persawahan luas dan perbukitan, saya sampai di sebuah persimpangan di daerah Padang Mengatas setelah lebih kurang dua puluh menit. Jalanan lurus mendaki pun terlihat beberapa kilometer dari persimpangan jalan Mohammad Yamin menuju peternakan. Jalan ini melewati beberapa kompleks asrama dan sekolah TNI.

Jalan mendaki ini merupakan daerah di kaki Gunung Sago yang landai, sebuah gunung tidak aktif yang dengan mudah dapat dilihat dari Kota Payakumbuh. Lurus terus hingga beberapa kilometer maka sampailah saya di depan sebuah gerbang peternakan yang lebih lengkapnya tertulis “Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas.”

Pas pertama kali datang ke sini, gerbangnya ditutup kaya di foto. Terus abang satpam keluar dari posnya, hingga saya tanyain.
“Bang, buliah masuak bang?” sambil senyum nyegir.
“Dari ma Da?”
“Dari Payokumbuah Bang, caliak-caliak sajo,” nyegir lagi.
“Oh, dari Payokumbuah, caliak-caliak se nyo kan?”
“Iyo Bang.”
“A yo lah, ndak baa do. Jadih,” abangnya balik senyum.
Syukurlah.. Baik kali abang ini. Pikirku. Haha. Alhamdulillah boleh masuk, kalau nggak tentulah perjalanan saya jauh-jauh ke sini jadi sia-sia. Hehe. 🙂
Beberapa saat kemudian, si abang satpam membuka pembatas gerbang dan mempersilahkan saya masuk dengan motor kesayangan.
“Mokasi bang!”
“Samo-samo da.”
Horeee.. Masuk juga. Pas melewati gerbang, saya kemudian disuguhi dengan pemandangan menarik lalu menemukan bangunan ini.

Setelah melewati gerbang kedua itu, saya udah terpana-pana melihat betapa luasnya area padang rumput hijau yang membentang sejauh pemandangan. Gunung Sago yang diliputi awan putih dan awan mendung dapat dengan jelas terlihat di ujung jalan. Saya terus melalui jalanan aspal yang rupanya cukup jauh melintasi area padang rumput. Masya Allah.. betapa indahnya. Serasa di luar negeri. Apalagi ketika melihat kumpulan sapi-sapi berbadan jumbo yang lagi malas-malasan di pinggir jalan sambil memamah biak.




Aaah.. Kereeen. Belum puas dong? Lanjut jalan. 🙂
Waktu itu cuaca agak mendung. Beberapa meter berjalan maka datanglah hujan rintik-rintik hingga mulai sedikit deras. Ketika itu, saya sampai di sebuah komplek pusat peternakan yang letaknya tidak begitu jauh dari padang rumput yang baru saja saya lewati.



Karena hujan agak lebat, akhirnya saya putuskan untuk berteduh sejenak di tepi warung yang ada di komplek pusat peternakan. Motor pun saya parkirkan di tepi warung. Barulah sekitar lima belas menit berteduh, alhamdulillah hujan mulai reda. Kesempatan itu saya manfaatkan buat melihat-lihat beberapa kandang sapi yang terletak di dekat pusat peternakan.




Kompleks peternakan ini memang sangat luas. Beberapa momen setelahnya, saya mencoba lebih mengeksplor tempat ini menuju sebuah padang rumput lainnya yang lebih luas dan tereletak di atas perbukitan landai. Pemandangan di sana memang menakjubkan. Berikut dokumentasinya.


Gimana? Serasa lagi di New Zealand? Bukaaan. Ini di Padang Mengatas, kecamatan Luwak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Komplek Peternakan milik Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas yang dikelola oleh Kementerian Pertanian ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.
Sejarahnya juga panjang. Peternakan ini merupakan warisan Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1916 dan pernah menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara. Namun, pada zaman revolusi kemerdekaan sekitar tahun 1945 –1949 kegiatan peternakan di area ini terhenti. Barulah kembali pada tahun 1950, tempat ini kembali dipugar oleh Wakil Presiden Dr. Moh. Hatta, lalu dijadikan sebagai Stasiun Peternakan Pemerintah dan di beri nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mengatas pada tahun 1951 – 1953.
Selanjutnya, pada Tahun 1958 – 1961, kegiatan terhenti karena balai ini dijadikan basis dalam pergolakan PRRI. Setelah kembali aktif, pada tahun 1971 – 1973 dilaksanakan kerjasama dengan Pemerintahan Republik Jerman Barat dalam kegiatan Survey Proyek Agriculture Development Project (ADP), setelah ADP terlaksana, tahun 1974-1978 pemerintah RI melanjutkan program kerjasama aktif dengan Pemerintah Jerman melalui Proyek Agliculture Development Project (ADP) untuk pengembangan pembibitan ternak sapi (grading up). Pada masa tersebut ternak yang mulai di introduksi adalah sapi Simmental, Brahman dan PO. Lalu tahun 1978 ITT berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak/ Hijauan Makanan Ternak (BPT/HMT) Padang Mengatas (SK Mentan 313/Kpts/Org/1978) dengan wilayah kerja 3 (tiga) propinsi. (Sumbar, Riau dan Jambi) dan pada Bulan Mei 2013, kembali berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT Padang Mengatas) dengan komoditas ternak yang di pelihara adalah sapi Simmental, sapi Limousin dan sapi Pesisir (sapi asli Sumatera Barat).



Ketika Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sempat mengunjungi tempat ini beberapa waktu silam, Bapak Sugiono, selaku kepala Peternakan ini memaparkan, saat ini sapi di BPTUHPT Padang Mengatas sudah berjumlah 1250 ekor. Namun jumlah ini masih kurang dari jumlah lahan yang dimiliki yaitu 280 Ha yang dapat menampung 2000 ekor sapi. Ketika itu Presiden Jokowi sangat mengharapkan sistem peternakan seperti ini bisa di duplikasi di daerah lainnya dan mengundang pak Sugiono ke istana.

Keren ya? Mudah-mudahan tempat ini bisa dikembangkan lebih bagus lagi, misalnya penataan jalan dan pagar yang lebih dipercantik hingga terlihat lebih berkelas. Menurut saya, jika lahan ini dimaksimalkan juga untuk riset dan penelitian untuk pendidikan, dibagun laboratorium terpadu dan perpustakaan pasti juga bakalan sangat bermanfaat. Saya harap ada langkah seperti itu kedepannya. Semoga pemerintah bisa memaksimalkan tempat ini dengan sebaik-baiknya, dan tempat seperti ini bisa dibuat di daerah-daerah lainnya supaya kita gak impor sapi lagi. Potensi kita ternyata besar juga kan? Wallahu’alam 😀

Referensi: http://bptupadangmengatas.com/
gile lu, keren lu…..thanks info
LikeLike
Cerita anda sangat bagus dan semoga dengan kondisi seperti yang anda ceritakan tersebut bisa menginspirasi para peternak di Indonesia untuk (minimal) membuat farm serupa di propinsi-propinsi yang lain…….
LikeLike
Semoga mas, semoga peternakan negeri ini bisa lebih maju. Mks udah berkunjung ya mas..
LikeLike
weeeyyyy rancak mah da kampuang . kok dari sawahlunto atau solok jauah ndak yo ? lah lamo ndak pulang ka kampuang ndak apa jo latak latak kota disinan wkwk
LikeLike
kalau dari sawahlunto kira-kira sekitar 80 km lah.. klo mbak punya gadget bisa browsing kok di google chrome 🙂
LikeLike
Alhamdullillah hampir semua daerah sudah turun hujan…asap akan pergi….untuk Jabotabek dan wilayah lainnya tinggal antisipasi Bahaya lain dimusim hujan..misal banjir
Untuk Petani dan Peternak sdh bisa mulai beraktivitas normal kembali
cu.
LikeLiked by 1 person
Iya mas. Semoga tahun-tahun berikutnya gak ada lagi ya. Berharap ada upaya dari pemerintah mencegah kebakaran hutan sperti tahun ini.
LikeLike
Pengen kesanaaaaa
LikeLike
bagus ya mbakk ? 😀
LikeLike
iya pengen
LikeLiked by 1 person