11 Destinasi Traveling ke Payakumbuh, Sumatera Barat

Ada yang pernah dengar tentang Payakumbuh? Mungkin kota kecil di bagian timur laut Sumatera Barat ini cukup jarang terdengar dibandingkan kota-kota lainnya di Sumbar, seperti Padang dan Bukittinggi. Kota yang menjadi tempat kelahiran saya ini awalnya merupakan bagian dari Luhak Limo Puluah Koto -salah satu dari tiga daerah tertua di Minangkabau-, dan menjadi pusat pemerintahan Luhak Limo Puluah Koto dari masa ke-masa. Sempat menjadi ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota, namun sekarang sudah berstatus sebagai Kota dengan pemerintahan sendiri. Oleh karena itu, orang-orang yang berkunjung ke Kabupaten Lima Puluh Kota masih menyebutnya pergi ke Payakumbuh. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini. 🙂

Selain sejarahnya yang cukup panjang, kota ini sebenarnya menyimpan tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi bagi para traveler. Karena saya “bisa dibilang” orang Payakumbuh, berikut saya coba merangkum sebelas destinasi yang ada di Payakumbuh dan Kab. Lima Puluh Kota.

1. Ngalau Indah

Ngalau Indah merupakan destinasi pertama yang dapat dikunjungi jika memasuki Payakumbuh dari arah Padang dan Bukittinggi. Tempat ini berupa goa-goa alami yang terletak di atas Bukit Simarajo. Belakangan goa-goa ini sudah dipercantik dengan taman-taman. Di sepanjang jalan ke puncak goa kita juga bisa melihat pemandangan Kota Payakumbuh dari ketinggian. Tapi kalau pagi biasanya pemandangan tertutup oleh selimut kabut awan yang tebal, jadi disarankan kalau mau berkunjung datanglah pada saat siang atau sore hari supaya dapat menikmati pemandangan kota dari tempat-tempat duduk kecil yang terletak di pinggir bukit.

Ngalau Indah ini biasanya ramai setiap Minggu pagi, karena kebiasaan masyarakat Kota Payakumbuh yang keluar dari rumah-rumah mereka untuk mengikuti olahraga pagi seperti jogging dan senam masal yang selalu rutin dilaksanakan. Olahraga masyarakat kota pada hari itu biasanya terpusat di pelataran terbuka bernama Medan Nan Bapaneh, sebuah Taman Digital yang menyediakan tempat-tempat duduk disertai WIFI gratis yang letaknya persis di pinggir jalan raya menjelang pendakian ke goa. Selain tempat olahraga, lokasi ini sering menjadi tempat diadakannya event-event oleh Pemerintah, sebut saja seperti Payakumbuh Fair dan Peringatan Hut Kota Payakumbuh sekali setahun, Tour de Singkarak, dan lain-lain.Selain itu di sisi lain dari medan nan bapaneh, terdapat tangga menuju perbukitan dan berakhir di Puncak Marajo, lokasi lainnya yang tidak jauh dari Ngalau.

Oh ya, selain goa di Ngalau, saat ini sudah ada sebuah kompleks kolam renang di pinggir bukit di belakang Medan Nan Bapaneh. Lokasinya lumayan bagus untuk sekedar mengisi waktu berolahraga renang atau berekreasi dengan keluarga. Namun kekurangannya, air kolam tersebut tidak mengalir, dan sedikit berbau kaporit karena sepertinya diganti sekali seminggu. Tapi, kolam ini tetap lumayan ramai terutama oleh anak-anak sekolah atau atlit renang yang sedang latihan bersama pelatih mereka.

 2. Lembah Harau

Siapa yang tidak kenal dengan objek wisata yang satu ini. Sebuah area luas dengan pemandangan lembah-lembah bebatuan terjal yang dikelilingi oleh pematang sawah dan beberapa air terjun yang jatuh dari puncak-puncaknya. Pertama kali saya ke sini saat usia masih balita, dan saya hanya bisa terkagum-kagum melihat indahnya tebing bukit yang seolah-olah seperti dipahat oleh tangan-tangan raksasa. Hehe. *lebay. Tempat ini selalu jadi favorit untuk rekreasi, karena selain pemandangan lembah yang besar, air terjunnya juga banyak. Sebut saja Sarasah Bunta, yang air terjunnya paling besar dan selalu ramai dikunjungi. Tapi, pada musim kemarau, air terjun di lembah Harau seringkali mengering dan sedikit mengeluarkan air. Jadi disarankan datang ke tempat ini pada musim-musim hujan seperti September s.d Februari.

Selain itu, di area Lembah Harau juga terdapat semacam cottage cantik di pinggir lembah dengan nuansa rumah gadang, dan juga kanal-kanal air tawar yang berisi banyak ikan di tepian jalan menuju Sarasah Bunta. Di sisi lain juga terdapat semacam area bermain anak-anak dan taman-taman yang menyimpan beberapa koleksi flora dan fauna di tepian sungai kecil yang mengalir di tengah-tengah lembah besar di bawah pohon-pohon rindang yang sejuk. Meksipun koleksi flora faunanya tidak terlalu banyak, tempat ini sering jadi favorit untuk sekedar duduk bersimpuh di bawah tikar sambil menikmati pemandangan alam di tepian lembah terjal yang serasa ingin menghimpit setiap orang yang memandangnya. Oleh sebab itu, selain menjadi lokasi rekreasi, tempat ini juga kadang digunakan untuk berolahraga seperti hiking dan panjat tebing, oleh karenanya banyak dibuka beberapa jalur untuk hiking di beberapa spot di pinggir lembah.

3. Batang Tabik

Bagi anak-anak muda Payakumbuh, rasanya tidak ada yang belum pernah ke Batang Tabik. Sebab, tempat ini selalu jadi tempat favorit untuk berkumpul bersama teman-teman sambil berenang di pemandiam kolam yang sangat alami. Airnya berasal dari mata air perbukitan yang sangat jernih dan selalu mengalir setiap detik. Jadi, airnya selalu segar dan sejuk. Lokasi ini selalu ramai setiap hari, dan didominasi oleh anak-anak muda yang suka olahraga renang ataupun hanya sekedar kumpul-kumpul. Namun, tidak hanya anak muda, orang dewasa dan anak-anak balita pun kadang ramai berkunjung, terutama saat libur sekolah.

Di tempat ini terdapat satu kolam besar dengan kedalaman mulai 1 sampai 2 meter dan sebuah papan terjun yang lumayan tinggi. Satunya lagi tersedia kolam kecil khusus anak-anak yang lebih dangkal. Selain itu di pinggir kolam terdapat warung-warung makanan yang menjual aneka makanan ringan, namun yang paling favorit biasanya kerupuk kuah, sebuah kerupuk singkong lebar dengan taburan mie bihun dan kuah sate. Selain itu juga terdapat kolam renang lainnya yang tidak berkeramik, dasarnya bebatuan dan pasir, dan diisi oleh ikan-ikan besar berwarna warni sehingga sering dijadikan tempat selfie bawah air yang unik bagi beberapa anak muda. Namun jika ingin sekedar berenang, bisa menyewa kamar-kamar ganti kepada para penyewa di pinggir kolam dan membersihkan diri usai mandi di sebuah kolam kecil khusus.

4. Panorama Ampangan

Panorama Ampangan ini letaknya di kaki Gunung Sago, gunungnya Payakumbuh. Lokasi panorama tersebut berada di sebuah perbukitan di Kenagaraian Aur Kuning, Kelurahan Ampangan, Kecamatan Payakumbuh Selatan. Tempat wisata ini mungkin masih tergolong baru dan belum terlalu terkenal dibandingkan tiga objek wisata sebelumnya. Namun, pemandangan di tempat ini bisa dibilang terbaik di seluruh kota. Jika hari sangat cerah, maka saat kita melihat ke arah Selatan, kita akan dapat melihat dengan jelas pemandangan alam kota Payakumbuh. Jika melihat ke Utara, terlihat pemandangan alam kabupaten Lima puluh Kota dengan bukit-bukit dan persawahan yang menghijau. Kita dapat menikmati pemandangan ini sambil duduk bersantai, karena Pemerintah daerah setempat sudah menyediakan sebuah pondok dengan bangku yang terbuat dari semen. Namun, disarankan pergi ke tempat ini pada cuaca yang tidak berkabut, misalnya pada awal musim hujan dan angin kencang yang biasanya tiba di bulan Agustus, supaya pemandangannya juga tidak tertutup oleh kabut, dan sangat tidak disarankan jika datang di musim kemarau saat kabut asap kiriman dari Riau tiba, hehe. Namun tak ada salahnya pula jika ke tempat ini pada malam hari, karena kita akan dapat melihat lampu-lampu kota yang menyala membentuk gugusan yang unik, ditemani dengan suara binatang malam dan hawa angin yang sejuk yang berteman dengan bintang-bintang yang berkelap kelip.

5. Pasar Kuliner Malam

pusat-jajanan-kuliner-malam-kota-payakumbuh
Pasar malam Payakumbuh (http://beritasumbar.com)

Saya bisa bilang jikalau pasar malam di Payakumbuh adalah yang terbaik di Sumatera Barat, sejauh yang saya temui selama ini. Pasalnya, pasar Payakumbuh bisa dibilang selalu hidup selama 24 jam. Di jantung kota, mulai saat Azan Magrib berkumandang hingga Azan Subuh menjelang, pusat-pusat kuliner kaki lima tumbuh melimpah ruah di berbagai tempat khusus yang telah ditata oleh Pemerintah Kota. Sajian kuliner terenak dari berbagai penjuru Sumatera Barat tersedia di tempat ini, mulai dari Nasi Padang hingga Sate Danguang-Danguang, Martabak mesir sampai martabak Bandung, Mie tektek sampai mie aceh, pempek palembang hingga nasi uduk sunda ada di sini. Yang saya sebutkan mungkin masih se per sekian dari seluruh jenis kuliner yang tersedia di tempat ini. Jadi, gak usah sedih kalau kelaparan di malam hari, pasar Payakumbuh benar-benar memanjakan lidah. Apalagi kalau tengah malam, jika beruntung kita kadang dapat menyaksikan pertunjukan Dendang Basaluang yang memanjakan hati penikmat malam di pusat kota. Alunan musik khas Sumatera Barat ini sangat sarat dengan makna budaya dan patut dilestarikan. Rasanya, di era modernisasi dewasa ini, pertunjukan saluang sudah mulai jarang kita saksikan kecuali di daerah-daerah pelosok negeri Minangkabau. Namun, beruntung di Payakumbuh kita masih bisa melihatnya bahkan di pusat kota.

6. Kapalo Banda

Tempat favorit jalan-jalan berikutnya adalah Kapalo Banda, sebuah bendungan kecil yang terdapat di kenagarian Taram, tidak jauh dari pusat kota. Bendungan itu menampung aliran air sungai yang mengalir pelan sehingga terlihat seperti danau kecil yang menumpahkan airnya di sepanjang pelataran bendungan. Tidak hanya itu, pemandangan bukit-bukit yang meliuk-liuk di tempat ini sungguh khas dan indah. Ditemani oleh rakit-rakit bambu yang dapat dinaiki pengunjung, tempat ini cocok untuk menghilangkan penat. Biasanya air di bendungan ini tumpah ruah saat musim hujan, dan mengering saat musim kemarau. Jadi, jika berkunjung ke tempat ini lebih baik saat musim hujan supaya kita dapat menikmati pemandangan air terjun yang mengalir deras dari balik bendungan sambil membasahkan kaki bermain air. Tapi tidak disarankan datang saat hujan ya, hehe, nanti tiba-tiba datang gelombang besar.

7. Jembatan Kelok 9

Jika kita berkelana dari Kota Payakumbuh ke arah timur menuju perbatasan Sumbar-Riau, maka insya Allah kita akan bertemu dengan sebuah jembatan raksasa yang megah di antara lembah-lembah yang curam di belatara hutan, yaitu Jembatan Kelok 9. Tempat ini mulai terkenal sejak dibangunnya jembatan besar karya anak bangsa dan diresmikan oleh Presiden SBY pada tahun 2013. Sebenarnya, kelok 9 sendiri sudah ada sejak zaman kolonial belanda tahun 1910. Dinamakan kelok 9 karena jalannya waktu itu berkelok-kelok sebanyak 9 buah dari dasar bukit hingga ke puncaknya. Tapi sejak 2013, kelok 9 sudah menjelma menjadi sebuah destinasi wisata dadakan yang sering mengusik para pengendara untuk sekedar berhenti menatapi pemandangan lembah dan hutan belantara yang bergandengan dengan masterpiece bangunan karya anak bangsa itu. Ya, di tempat itu kini sudah ada jembatan besar yang ditopang oleh 30 pilar yang kokoh dengan ketinggian 10-15 meter dan dapat menampung 14.000 kendaraan setiap harinya. Pemandangan yang ditujukan, jangan ditanya, bagusnya lihat sendiri dan silahkan berkomentar. Hehe.

8. Bukit Batu Manda

Bukit Batu Mada adalah objek wisata yang sedang naik daun beberapa bulan terakhir ini. Lokasinya lebih kurang 15 kilometer dari pusat kota ke arah Suliki kabupaten 50 kota. Sebuah bukit yang berlokasi di Kenagarian Belubus ini sendiri adalah sebuah bukit yang di puncaknya terdapat batu besar yang seolah-olah menancap di tengah rerumputan hijau dan pemandangan alam yang luas. Batu itu dikenal masyarakat dengan sebutan batu manda yang merupakan batu tua di perbukitan Parasi. Batu Manda merupakan salah satu batu tua yang dianggap bersejarah dan memiliki kekuatan mistis diantara batu lainnya seperti Batu Bakoca, Batu Biliak, Batu Manggigia dan Batu Palano. Batu ini dapat dinaiki atau didaki melalui sebuah jalan setapak mungkil di sisi bukit, namun harus ekstra hati-hati, sebab belum ada alat pengaman yang bagus jika ingin mendaki, dan risiko untuk tejatuh juga lumayan tinggi, meningat tebing yang ada di sekeliling batu lumayan terjal. Selain batu besar, di bawah perbukitan juga terdapat telaga mungil yang sejuk. Lokasi ini kadang dijadikan tempat memancing ikan bagi masyarakat setempat hanya sekedar untuk meyalurkan hobi.

9. Padang Mangateh

Padang Mangateh sempat menjadi viral ketika presiden Joko Widodo datang berkujung beberapa waktu yang lalu. Tempat yang dijuluki New Zealand-nya Sumatera Barat ini memang banyak keunggulannya. Pemandangan rerumputan hijau di kaki gunung Sago berteman dengan sapi-sapi gemuk yang lepas di lapangan hijau ditemani pemandangan alam yang menawan memang sulit ditandingi. Sebelumnya saya sudah membahasnya secara lebih detail di sini. Tempat yang sebenarnya adalah sebuah peternakan ini tiba-tiba berubah menjadi objek wisata dadakan yang populer, hingga akhirnya dibanjiri oleh para pengunjung. Negatifnya, pengunjung yang membludak menambah masalah baru seperti sampah yang berserakan *penyakit orang Indonesia, hingga beberapa insiden seperti sapi-sapi ternak banyak yang sakit dan mati. Akhirnya, lokasi ini dikabarkan telah ditutup untuk umum. Jika ingin masuk, kita mesti berkomunikasi dengan pemiliki peternakan dan mendapat izin khusus terlebih dahulu. Sayang sekali ya?

10. Rumah Gadang Sungai Beringin

P_20160310_133645.jpg
Rumah Gadang Sungai Beringin (https://2.bp.blogspot.com)

Tidak elok rasanya berkunjung ke Sumatera Barat tapi tidak singgah di rumah adatnya yang khas. Untuk kota Payakumbuh sendiri, rumah gadang yang dilindungi ini terletak di Sungai Beringin, sehingga disebut Rumah Gadang Sungai Beringin. Tempat ini dibuka untuk umum, namun beberapa saat belakangan ini sering tampak ditutup dan cukup sepi. Padahal sebenarnya, rumah gadang ini tidak kalah jika dibandingkan dengan Istana Pagaruyung di Batusangkar, meskipun berukuran lebih kecil. Taman-tamannya yang cantik kadang membuat orang-orang sering mengambil foto pre-wedding di tempat ini. Hehe. Isi rumah gadangnya juga masih terawat, dan kita dapat menemukan benda-benda unik bernilai adat Minangkabau di dalamnya.

11. Jembatan Ratapan Ibu

Jembatan ini cukup populer, dan menjadi salah satu ikon kota Payakumbuh. Sebuah jembatan di pusat kota yang membelah sungai Batang Agam yang sangat beresejarah. Jembatan tersebut menjadi terkenal dan bersejarah karena menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda di zaman penjajahan. Dari cacatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap Belanda digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Sungai Batang Agam dan dihanyutkan arus deras. Masyarakat, terutama kaum wanita, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta dihanyutkan air. Untuk mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut diberi nama “Ratapan Ibu”. Disana juga dibangun sebuah patung wanita paruh baya sedang menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di areal jembatan tersebut. Sekarang, di pinggir jembatan itu sudah tersedia taman kota yang mungil, cocok untuk menikmati suasana kota sambil mendengar gemerisik air terjun yang jatuh dari pinggir pondasi jembatan. Ke depannya, lokasi di pinggiran sungai batang Agam ini akan menjelma menjadi taman kota yang sekarang pembangunannya tengah berlangsung.

Yup, demikianlah beberapa destinasi yang dapat kita lihat jika berkunjung ke Payakumbuh. Yang paling penting, tentu saja, tetap jaga kebersihan dan hindari buang sampah sembarangan agar objek wisata tetap terawat.

Sudah pernah berkujung ke salah satunya? 🙂

10 thoughts on “11 Destinasi Traveling ke Payakumbuh, Sumatera Barat

    • Sandurezu サンデゥレズ

      yang paling ramai dan dikenal orang memang lembah harau dan ngalau ya mbak, saya juga paling suka sate danguang2.. kuahnya unik, dagingnya juga banyak..

      Like

Give a comment