Reading Challenge in The Last 2016: Memperkaya Intuisi, Menciptakan Imajinasi, Hingga Menggugah Hati Nurani

Tahun 2016 kemarin mungkin bisa dibilang tahun yang paling produktif buat saya untuk membaca buku. Semenjak memulai kebiasaan ini sejak 2015, saya tidak memungkiri banyak banget manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Selain mengisi waktu senggang dengan menambah wawasan, membaca buku bisa membuat kita berimajinasi lebih luas dari sebelumnya. Percaya nggak? Itu yang saya rasakan. Saya bahkan sempat memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, dan itu semacam membuat tantangan tersendiri untuk bisa mewujudkan imajinasi baru yang muncul begitu saja usai membaca.

Bagi teman-teman yang suka baca, mungkin familiar dengan sebuah jejaring sosial bernama Goodreads, ya, simply tempat nongkrongnya para booknerds. Di sana kita bisa lihat berbagai macam review tentang buku apa saja, dan kalau udah jadi member aktif, kita juga bisa mendaftarkan buku di sana. Saya sendiri baru gabung beberapa tahun lalu, meskipun di awal-awal gabung gak begitu heboh, karena aktifitas kuliah memaksa saya utuk membaca buku teksbook kedokteran lebih banyak daripada buku-buku populer, jadinya progress bacaan saya di Goodreads gak begitu membanggakan. Barulah ketika internsip, saya cukup punya banyak waktu untuk melakoni hobi baru saya ini.

Di Goodreads sendiri ada namanya reading challenge yaitu semacam target bacaan yang ingin kita baca selama setahun. Menarik banget, karena selain bisa meragkum buku-buku apa saja yang sudah kita baca selama setahun, tantangan ini juga membuat nafsu membaca saya menjadi lebih tergenjot. Walhasil, karena kemarin saya menargetkan membaca minimal 4 buku dalam sebulan, saya menetapkan target bacaan 48 buku dalam tahun 2016. Tapi sayang, saya gagal mencapai target, ckck, saya cuma berhasil menuntaskan 38 buku dalam tahun tersebut. Meski demikian, jumlah sebanyak itu cukup membuat saya bersyukur, dan tidak menyangka kalau saya bisa membaca tuntas semua buku itu dalam setahun. Alhamdulillah.

Buku yang mendominasi bacaan saya tahun 2016 sebagian besar adalah buku-buku novel, selebihnya saya juga membaca buku penelitian sejarah, agama, filsafat dan biografi. Tak lupa beberapa buku kedokteran textbook juga ikut meramaikan. Sebagian sempat saya bikinkan reviewnya, tapi saya agak kecewa juga dengan diri saya sendiri karena tidak sempat menuliskan semua review itu sesuai target. Padahal dengan mereview, setidaknya kita bisa berbagi dengan orang lain dan menjadi pengingat kala lupa. Berikut buku-buku yang saya baca tahun 2016.

  1. Digital Fortress – Dan Brown
  2. Tafsir Al Azhar Juz II – Buya Hamka
  3. Deception Point – Dan Brown
  4. Hujan – Tere Liye
  5. Faith and the City – Haum Salsabiela Rais
  6. Ayat-Ayat Cinta 2 – Habiburrahman El-Shirazy
  7. Habibie: Tak Boleh Lelah dan Kalah! – Fachmy Casofa
  8. Beyond The Inspiration – Felix Y. Siauw
  9. Critical Eleven – Ika Natassa
  10. Love Sparks in Korea – Asma Nadia
  11. The Lost Symbol – Dan Brown
  12. Sejarah Tuhan: Kisah 4000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-Agama Manusia – Karen Amstrong
  13. Surga di Andalusia: Ketika Muslim , Yahudi, dan Nasrani Hidup dalam Harmoni – Maria Rosa Menocal
  14. Utsman Bin Affan: Akhir Tragis Sahabat Paling Drmawan – Wiwid Prasetiyo
  15. Basic Cardiac Life Support (BCLS) Indonesia – PERKI
  16. Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Indonesia – PERKI
  17. Dan Hujan Pun Berhenti – Farida Susanty
  18. Cahaya Dari Madinah – Ali Jaber
  19. Semesta Cinta Ibnu ‘Arabi – Mahmud Mahmud Al-Ghurab
  20. Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan – Tasaro G.K.
  21. Lembaga Hidup: Buya Hamka
  22. Dunia Sophie – Jostein Gaarder
  23. Masa Lalu Selalu Aktual- P.Swantoro
  24. Dear Nathan – Erisca Febriani
  25. Imunologi & Infeksi – Eryati Darwin
  26. History of the Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif tentang Sejarah Peradaban Islam – Philip Khuri Hitti
  27. Rindu – Tere Liye
  28. Muhammad: Para Pengeja Hujan – Tasaro G.K.
  29. Muhammad: Sang Pewaris Hujan – Tasaro G.K.
  30. Muhammad: Generasi Penggema Hujan – Tasaro G.K.
  31. Rujukan Induk Akhlak Rasulullah – Ahmad Muhammad al-Hufy
  32. Pribadi Hebat – Buya Hamka
  33. Keajaiban Seribu Dinar – Miftahur Rahman El-Banjary
  34. Hamka: Sebuah Novel Biografi – Haidar Musyafa
  35. Tentang Kamu – Tere Liye
  36. Pandangan Hidup Muslim – Buya Hamka
  37. Life Will Never be The Same – Davit Setiawan
  38. Ani Yudhoyono: Kepak Sayap Putri Prajurit – Alberthiene Endah

Dari seluruh buku yang saya baca, beberapa sempat menjadi yang paling favorit. Bukan berarti membuat buku lain kurang menarik, tapi buku-buku ini adalah buku yang paling menyentuh buat saya dan paling menginspirasi. Buku paling inspiratif dari semua buku tersebut, saya sematkan untuk buku Tetralogi Muhammad karya Tasaro G.K.! Saya memberi 5 stars to all of them! Terima kasih sudah menceritakan kisah Kashva dalam pencariannya akan Nabi Muhammad SAW, Tasaro G.K. They are such a really inspiring books! Akhir membaca bukunya yang keempat cukup untuk membuat saya menangis. Hiks. Rasanya gak mau pisah dengan Kashva, gak mau cerita itu berakhir. Ingin sekali mereview buku ini, tapi belum kesampaian juga. Really sorry.

Namun, dari segi tema bacaan yang saya geluti selama 2016, hal yang paling mendominasi imajinasi saya adalah tentang sejarah peradaban Islam, which is really remarkable memories! Tahun 2016 mungkin adalah tahun dimana saya belajar banyak tentang bagaimana agama yang sangat saya cintai ini bermula. Banyak hikmah mendalam yang sulit diceritakan, dan saya jauh lebih mengenal agama ini dan semakin jatuh cinta. Tidak bermaksud berlebihan, tapi itu yang saya rasa. Jujur saja, meskipun sudah belajar sejarah Islam ketika sekolah di Madrasah Tsanawiyah, entah kenapa baru kemarin saya baru bisa memahami sejarah agama ini lebih benderang dibandingkan waktu saya sekolah dulu. Mungkin kala itu saya belum bisa memaknai kenapa saya harus mempelajari itu, tapi setelah mengerti, dan niat itu datang dari kemauan sendiri, buku sejarah yang membosankan justru mampu membuat mata saya tidak mau lepas darinya. Ckck. Saya hampir tidak percaya sudah membacanya begitu istiqamah. Sekali lagi Alhamdulillah.

Akhirnya, dari segala pengalaman membaca di tahun lalu, saya berani mengatakan bahwa ke depan, bahkan sampai akhir hidup saya, saya akan berusaha terus membaca dan membaca. Pepatah yang mengatakan buku adalah jendela dunia, ternyata bukan pepatah manis ketika SD saja, it’s really true! Sekali lagi saya benar-benar bersyukur menjadikan kegiatan ini menjadi hobi, meski berawal dari paksaan -ceritanya di sini, meskipun saya sendiri sadar, kalau kemampuan membaca saya masih kalah dengan kutu buku lainnya di luar sana yang mampu membaca buku tebal dalam waktu singkat. Saya akui saya belum bisa, bahkan saya kadang-kadang mesti mengulang-ulang kalimat di dalam buku bacaan saya karena belum paham saat sekali baca. Tapi yang ingin saya tekankan adalah, bahwa dengan membaca, imajinasi kita akan lebih terbentuk, dan kita bisa mempelajari apa yang telah orang lain temukan, dan meraskan apa yang orang lain rasakan, seolah-olah, kita telah hidup sekian lama, dan telah mengalami sendiri kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam buku yang kita baca. Bingung? Saya sendiri susah untuk menjelaskannya. 😀

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa tidak diketahuinya. QS. Al-Alaq: 1-5.

Semoga, semakin hari kita bisa lebih senang membaca. Bahkan suatu saat bisa menulis bacaan sendiri. Karena, sama sekali tak ada ruginya, selama yang kita baca itu bermanfaat, dan poin plusnya, jika kita menyenangi bacaan tersebut. Happy reading! Jadi, berapa buku yang akan teman-teman baca di tahun 2017 ini? Lets make a target! 😀

NB: Bagi yang pengen temenan di Goodreads, saling komentar review buku, yuk monggo di follow. 😀 Thanks!

9 thoughts on “Reading Challenge in The Last 2016: Memperkaya Intuisi, Menciptakan Imajinasi, Hingga Menggugah Hati Nurani

    • Sandurezu サンデゥレズ

      Kalau dibilang aktif, gak begitu juga sih Uda, seringnya cuma posting buku, sekali2 liat timeline teman yg lain, hehe

      Like

  1. Ami

    “Bahkan suatu saat bisa menulis bacaan sendiri. …”

    Aamiin, ditunggu karyanya, An 🙂

    Setuju kalau membaca bisa memperkaya intuisi, menciptakan imajinasi dan menggugah hati nurani, dan yang jelas membuat diri jadi sadar bahwa pengetahuan yang ada di kepala ini hanya setitik dibandingkan luasnya pengetahuan yang ada di dalam buku, apalagi jika dibandingkan dengan Sang Pemilik Ilmu 🙂

    Liked by 1 person

    • Sandurezu サンデゥレズ

      Amiin.. Makasi Mi.. 🙂
      Bener banget Mi, semakin membaca kayaknya kita semakin sadar kalau kita belum ada apa2nya Mi, ilmu kita masih sangat sedikit.. Semoga makin betah baca dan gak pernah bosan..

      Liked by 1 person

Give a comment