Making Travel Plan: Menjelajah Jawa, Bali dan Lombok

“Katakanlah: “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut: 20)

Keputusan itu akhirnya bulat. Entah mungkin sebagai pelarian, ataukah sebuah hasrat yang memanggil. Saya hanya meyakini bahwa perjalanan itu selalu memberikan pelajaran berharga. Setidaknya membuat jeda daripada memikirkan hal-hal berbau duniawi. Merasakan ruh perjalanan dan menjadi bagian dari peradaban negeri-negeri jauh adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Apatah lagi, melihat dunia di luar sana memang salah satu impian terbesar yang pernah saya punya. Merenungi kebesaran Allah, adalah sesuatu yang sangat worthed dan sangat catchable melalui perjalanan. Wawasan dan pengalaman, tentu saja, insya Allah banyak sekali tersedia sepanjang jalan. Jika rezeki sedikit berlebih, tak ada salahnya mencoba berpetualang, meski hanya seorang diri. Sampai akhirnya perjalanan pertama saya sebagai solo backpacker pun alhamdulillah terwujud. Tempat perdana itu, Jawa, Bali dan Lombok.

Kenapa pergi sendiri? Pertanyaan itu sepertinya akan selalu membuat kening para penanya berkerut. Tapi, bagi saya, perjalanan seorang diri bukan berarti karena tak punya sahabat yang setia menemani, atau karena kesepian yang beranak pinak. Kata Imam Syafii, merantaulah, karena kau akan dapati pengganti dari orang-orang yang kau tinggalkan. Begitu juga sahabat, mereka akan selalu ada di setiap perjalanan. Saya juga terinspirasi dengan kisah pelarian Buya Hamka, karena dianggap remeh oleh orang-orang hanya karena beliau tidak sarjana, namun justru dengan perjalanan itu beliau sampai di Mekah dan menjadi ulama besar. Namun, motivasi terbesar yang muncul akhir-akhir ini mungkin karena habis membaca buku Titik Nol karya Agustinus Wibowo, yang membuat saya hanyut dalam kisah travelwriting-nya yang luar biasa. 😂

Agak serius ya? Ah, tidak juga. Hehe. Keputusan untuk traveling dan menjadi solobackpacker memang sudah jauh-jauh hari saya rencanakan. Selain gak ribet, solobackpacking juga membuat perjalanan lebih efisien dan kita bisa puas tanpa harus merasa segan dengan keinginan partner yang mungkin saja berbeda. Kemana kita ingin pergi, tinggal pergi. Sesederhana itu sebenarnya, meskipun kadang perasaan baper karena sendiri muncul juga, hha. 😂

Akhirnya, usai internsip, saya yang sedang fokus mempersiapkan diri untuk mengikuti tes IELTS guna keperluan melanjutkan studi, akhirnya mencoba menyisihkan beberapa waktu luang yang ada, hitung-hitung sebagai refreshing. Kebetulan saja, waktunya sedikit pas, akhir Januari, ketika libur tahun baru sudah usai dan biaya perjalanan tidak terlalu besar, saya berusaha menyisihkan beberapa hari untuk traveling ke tempat-tempat di Indonesia yang bahkan belum pernah saya kunjungi. Tempat-tempat itu antara lain kota-kota di Jawa, Bali dan Lombok.

Kenapa Jawa, Bali dan Lombok? Entahlah. Hehe. Mungkin karena beberapa kota di Jawa masih membuat saya penasaran. Lagipula beberapa di antaranya juga belum pernah saya kunjungi, apalagi Bali dan Lombok yang belum pernah saya lihat sama sekali. Alasan kedua mungkin biaya, baik dari segi transportasi dan akomodasi selama di tempat tujuan. Ini benar-benar butuh perincian yang matang. Oleh karenanya, sebulan menjelang keberangkatan saya sudah membuat semacam travel plan untuk memudahkan saya merinci biaya yang saya perlukan. Dan tentu saja, ini berkaitan dengan masalah waktu, sekitar sepuluh hari saja, waktu yang teramat singkat sebenarnya. Sepuluh hari dalam list traveling ini pun sebenarnya bukan pilihan saya, tapi memang karena sepuluh hari itu yang paling memungkinkan kala itu. Oleh sebab itu, jika tak ingin melewati destinasi-destinasi penting tanpa membuat pengeluaran menjadi bengkak, waktu perjalanan memang sangat krusial.

Merinci Destinasi dan Biaya Perjalanan

Untuk mengawali kegiatan traveling, sebisanya saya membuat rencana destinasi perjalanan lengkap dengan biaya yang diperlukan. Modalnya hanya browsing, karena ternyata di internet cukup banyak referensi mengenai tempat tujuan dan biaya yang diperlukan.

Hal pertama yang penting direncanakan adalah tempat mana saja yang akan dilalui. Saya memilih menghabiskan waktu satu hari penuh mengunjungi satu kota, dan sebisanya mengatur waktu perjalanan antar kota saat malam hari agar bisa menghemat waktu dan membuat biaya lebih murah karena tidak perlu membayar penginapan. Merencanakan destinasi di kota-kota tersebut pun sudah saya ancang-ancang dari awal, sehingga tidak kebingungan ketika nantinya sampai di tujuan. Mengenai pemilihan kota pun seyogianya memikirkan masalah transportasi, menghitung jarak dan lama tempuh kendaraan tentu saja sangat penting. Pertimbangan lain, adalah pilihan harga tiket yang termurah, jadi harus browsing harga tiket jauh-jauh hari, tapi meng-issuenya dekat-dekat ke hari H saja tidak masalah. Harganya insya Allah tidak akan jauh berbeda, kecuali hari-hari besar atau cuti bersama. Singkatnya, saya membuat perencanaan sebagai berikut:

  1. Hari pertama: Jakarta
  2. Hari kedua: Bogor-puncak
  3. Hari ketiga: Bandung
  4. Hari keempat: Yogyakarta-Prambanan
  5. Hari kelima: Yogyakarta-Borobudur
  6. Hari keenam: Semarang
  7. Hari ketujuh: Surabaya
  8. Hari kedelapan: Bali
  9. Hari kesembilan: Lombok
  10. Hari kesepuluh: Perjalanan pulang

Di setiap tanggal perencanaan, saya juga merinci kemungkinan pengeluaran yang akan dikeluarkan, misalnya ongkos transportasi, penginapan, makanan, tiket wahana destinasi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu perencanaan destinasi tidak bisa dilepaskan dari merencanakan transportasi dan penginapan.

Merinci Transportasi dan Akomodasi Penginapan

Hal selanjutnya yang penting direncanakan adalah transportasi dan penginapan. Kalo ini saya memakai aplikasi online booking, misalnya traveloka  karena selain bisa memprediksi harga tiket pesawat dan hotel, kita bisa langsung beli secara online, termasuk mencari hotel termurah dan memilih lokasi terdekat, dan ini benar-benar membantu. Namun untuk transportasi lain seperti kereta api, saya memakai aplikasi mobile dari KAI yang sudah bagus, bisa beli tiket langsung dari gadget tanpa harus ke stasiun. Oleh sebab itu mobile banking juga sepertinya perlu di install di gadget untuk memudahkan transaksi transfer uang dan sebagainya. Kebetulan saya sudah mengurusnya di bank jauh sebelum negara api menyerang, hehe.

Untuk bus dan transportasi dalam kota, tidak ada referensi khusus, kuncinya adalah browsing dan syukur-syukur ada aplikasi online nya, semisal ojek online dan panduan rute bus dan angkot dalam kota. Karena beberapa kota besar sudah terintegrasi secara online lho. Misal Jakarta, Bandung, Jogja dan Semarang, meskipun kita cuma bisa melihat rute bus/ angkot dalam kota, tapi ini sangat membantu meminimalisir kebingungan ketika sampai di tujuan. Jika tidak tersedia aplikasi online-nya, saya biasanya browsing terutama dari blog-blog traveler yang juga sangat membantu menunjukkan jalan. Masih gak memungkinkan? Jangan khawatir, di sepanjang jalan akan selalu ada orang baik yang menunjukkan jalan insya Allah. 🙂

Perlengkapan wajib untuk backpacking

Perjalanan tentu saja membutuhkan perlengkapan untuk mempermudah perjalanan itu sendiri. Oleh sebab itu, saya memikir perlu mempersiapkan agar perlengkapan yang saya bawa bisa mencukupi namun tidak mengganggu dan mempersulit proses perjalanan. Selama traveling, saya hanya membawa satu ransel di punggung dan satu tas kecil di bahu. Ransel yang pas dengan isi yang cukup mesti diperhatikan, tidak terlalu berat tentunya agar perjalanan lebih menyenangkan. Peralatan elektronik tentu saja penting, kamera, ponsel, gadget, dan lain-lain mesti dipikirkan juga, itu gunanya tas kecil.

Untuk ransel, saya mencoba melihat-lihat di Youtube tentang cara menyusun pakaian agar rapi dan tidak membuat bengkak ransel. Banyak banget tutorialnya, misalnya teknik mengulung baju agar rapih. Tidak perlu bawa banyak-banyak, karena di perjalanan tersedia laundry kok. Selain itu, peralatan mandi, kakus dan kosmetik -tentu saja cowok juga butuh, hha..- cukup ditaroh dalam satu tas kecil yang muat di ransel. Termasuk handuk kecil dan kain sarung yang bisa serbaguna banget, bisa jadi alas shalat sekaligus selimut kalau kedinginan. 😀

Satu hal yang tentunya sangat krusial adalah gadget, terutama google maps nya. Thanks to google maps, saya jadi tidak pernah tersesat. Bahkan di Bali saya bisa merental motor dan pergi berkelana keliling pulau hanya dengan melihat google maps saja. Ini bisa menghemat ratusan ribu rupiah dan waktu sekian jam untuk mencari transportasi umum. Oleh sebab itu, untuk mendukung sarana gadget agar baterainya ready 24 jam, saya juga mempersiapkan power bank.

img_3404
penampakan keseharian saya saat perjalanan, hehe. Turun 2 kilo dan kulit tambah item, *walaupun sebenarnya udah pake topi juga.. ckck

Pada kenyataannya, travel plan yang saya maksud memang tidak bisa merinci 100 persen kegiatan selama traveling. Namun setidaknya travel plan ini bisa menjadi gambaran awal untuk menenangkan lahir batin, hehe, sekaligus membuat perjalanan lebih efektif dan efisien. Thanks to this travel plan, I only spent at least 5 million rupiahs to visit 8 provinces in Java, Bali and Lombok in 10 days, including eating and accomodations. 😁

Tertarik untuk solobackpacker juga? Hehe. Berdasarkan pengalaman saya, persiapan yang matang memang adalah kunci jika ingin berpetualang dalam waktu dan biaya yang terbatas. Namun, sesungguhnya butuh keberanian yang besar untuk menjalaninya, dan saya tidak menyarankan jika perempuan pergi sendirian kecuali bersama mahramnya. 🙂 Mungkin di cerita selanjutnya insya Allah saya akan membahas perjalanan ini satu per satu, semoga ada manfaatnya. Amin.

img_3283

#to be continued insya Allah.

8 thoughts on “Making Travel Plan: Menjelajah Jawa, Bali dan Lombok

  1. ainicahayamata

    Huaaaaaaa. Finally, baca ini jugaaaak! Hahahha. Sejak app WordPress di delete dari HP (et causa memory internal penuh), jadi kudet dengan postingan teteman di WP.
    Saluuut utk Aan. Backpacking adalah impian kakak juga An. Saking terobsesinya, ketika membeli barang-barang kebutuhan, pasti kakak langsung mengorientasikannya “yang bisa diajak berjuang utk backpackingan” Hehehe.

    Cuma itu, kesempatannya ‘agak langka’, selain mencari waktu yang tepat, juga menyesuaikan jadwal dengan teman seperjalanan yang mumpuni dan mau diajak itu susah banget. Seperti yang Aan sarankan: Tidak baik untuk perempuan pergi sendirian kecuali bersama mahramnya. Hahahahah (kenyataan pahit yang harus ditelan).

    Liked by 1 person

    • Aan Sandurezu (サンデゥレズ)

      Hahaha.. Sabar ya kaak, percaya saja suatu saat insya Allah kesampaian, karena segala sesuatu dimulai dari niat kak, asal ada niat insya Allah ada jalan 😁

      Btw, makanya cepetan cari temen kaak, biar bisa backpacking juga, hhehe

      Like

  2. Ami

    Wah, mantap An, keliling Jawa-Bali-Lombok dalam 10 hari, salut! Semoga lebih banyak lagi kesempatan untuk traveling. Ditunggu cerita selanjutnya 🙂

    p.s: and you’ve even prepared for IELTS too? Superb!

    Liked by 1 person

    • Aan Sandurezu (サンデゥレズ)

      Alhamdulillah Mi.. Ah, biasa aja kok Mi.. 😅 iya, semoga nanti punya kesempatan dan rezeki lagi buat traveling Mi.. Really hope so..

      Nb: I really hope so much in this IELTS preparation, but I’m still trying 😂. Really tough actually. Mohon doa Mi..

      Liked by 1 person

  3. Gara

    Wah, nggak berkabar waktu ada di Jakarta, kan kita bisa kopdar Mas, haha. Saya masih perlu banyak belajar soal berapa baju yang dibawa saat traveling, soalnya kadang suka banyak banget kostum yang dibawa padahal jalannya nggak sampai seminggu, wkwk. Itu foto di Islamic Center Mataram ya? Sudah jadi 100% sepertinya sekarang ya. Terakhir saya ke sana pelatarannya masih dikerjakan. Oke, ditunggu cerita selanjutnya!

    Liked by 1 person

    • Aan Sandurezu (サンデゥレズ)

      Haha, iya Mas, di Jakarta kebetulan cuma sehari.. Masalah baju emang kadang bikin galau, akhirnya saya cuma bawa dikit karena udah niat beli kaos aja nanti di jalan 😂

      Btw itu memang di islamic center Mataram Mas, kayaknya sudah 100%, walaupun beberapa spot masih butuh penataan.. 😊

      Like

Give a comment