Sebuah Awal, Dakwah Sekolah

Seiring perjalanan waktu, ternyata sudah begitu banyak hal dan rintangan yang telah dilalui. Hingga hari ini pun, semangat itu masih saja hidup, semangat yang dibina sejak ini semua berawal. Saya tidak pernah menyangka akan mampu kuliah di universitas dan fakultas saya seperti sekarang ini, dan semua itu jua karena binaan yang aku dapatkan semenjak semua ini berawal. Saya juga tak pernah mengira akan bertemu orang-orang cerdas dan hebat seperti hari ini, jika saya juga tidak diajari bagaimana menjadi orang cerdas dan hebat sejak semua ini berawal. Saya pun tidak pernah menyangka akan memimpin berbagai macam organisasi, jika saya tidak pernah bertemu pemimpin-pemimpin hebat semenjak semua ini berawal. Mungkin saya akan membuang sisa hidup ini tanpa tujuan yang jelas, jika semua ini tidak berawal dari sana. Sungguh banyak hal yang telah terjadi, dan sekali lagi, Allah swt membimbing siapa saja yang Ia kehendaki.

Beberapa tahun silam, kisah hidup ini sesungguhnya telah berawal. Saya masih ingat pada salah seorang kakak kelas di waktu awal-awal masuk SMA. Ketika MOS, beliau bersama 3 rekan yang lainnya menjadi kakak pendamping kelompok saya, hingga saya lama-lama pun akrab dengan kakak tersebut. Saya pun diperkenalkan dengan sebuah organisasi siswa di SMA itu, sebuah organisasi yang memang menjadi awal yang sebenarnya dalam perjalanan hidup saya hingga hari ini. Sungguh saya bersyukur telah diajak bergabung di dalamnya, karena di dalamnya terdapat suasana yang berbeda dari yang lain. Organisasi itu bernama Rohis, sebuah organisasi dakwah sekolah.

Di awal-awal kegiatan Rohis SMA (baca: Rohis Cafladoepa), saya bertemu dengan puluhan teman-teman lainnya yang juga ingin ikut di dalamnya. Mulai dari perkenalan (ta’aruf), hingga menggelar acara-acara forum rutin setiap ba’da shalat Jum’at. Terkadang kami pun menginap bareng di mesjid sambil belajar keislaman, outbond dan jurit yang tak terlupakan. Itulah malam bina iman dan taqwa (mabit), dan semua itu terasa sungguh berkesan. Tidak hanya itu, kami pun sudah menjelajah ke berbagai bukit dan lembah, meneriakkan Allahu Akbar dengan lantang, menggelar kegiatan-kegiatan Islam untuk teman-teman di sekolah, hingga se-kotamadya, bahkan se-provinsi Sumbar.

Sewaktu di Rohis dahulu, entah sudah berapa orang hebat yang saya temui, baik itu alumni, ustadz, guru, murabbi, uda uni, ataupun teman-teman dari sekolah lain. Mereka seakan tak lelah memberi kami motivasi, meskipun tidak ada satu sen pun yang mereka dapat dari dakwah yang mereka lakoni. Modalnya hanya niat ikhlas lillahi ta’ala, mencetak kader islam luar biasa.

Sungguh jika kita kembali bernostalgia dengan masa-masa indah kala itu, sulit untuk diungkapkan. Begitu pula dengan masa-masa pahitnya, ketika satu persatu pasukan dakwah berguguran di medan pertempuran. Sungguh begitu banyak pelajaran, dan semua itu berujung kepada masa depan. Namun satu hal yang ingin saya katakan adalah, saya bersyukur pernah berjuang dalam barisan itu, barisan para pejuang, barisan dakwah sekolah.

Saya ingin mengutip sebuah kata-kata luar biasa yang diucapkan oleh salah seorang alumni Rohis Cafladoepa, yang sungguh telah menginspirasi banyak orang termasuk saya:

“Jika dakwah adalah jalan yang panjang. Jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya.
Jika dakwah bebannya berat, jangan minta yang ringan. Tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya.
Jika pendukungnya sedikit, Maka jadilah yang sedikit itu”
(Hasdi Putra)

Saya berharap dakwah sekolah tetap ada, dan saya yakin akan tetap ada. Karena jika ada pasukan yang gugur dari barisan Allah, maka akan lahir barisan yang lain, generasi yang lain yang lebih baik. Yang paling penting disana adalah, bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dan bagaimana kita tetap memegang teguh apa saja yang sudah kita dapatkan dari dakwah sekolah itu, hingga kita memiliki pegangan yang jelas untuk apa kita hidup di atas dunia ini, demi kemaslahatan umat manusia, demi tegaknya Islam di tengah masayarakat Indonesia, bahkan dunia. Salam para generasi Rabbani. Ingin kembali meneriakkan, Allahu Akbar!! 🙂

Give a comment