Setengah Zaman Setengah Emosi

Jalanan tidak akan selamanya mulus bagaikan air di telaga yang tenang, air tak kan selamanya damai, air pun punya getaran, air pun punya gelombang. Riaknya pun bisa meluluh lantahkan siapa saja, namun ketiadaanya pula pun mustahil untuk sebuah kehidupan. Demikianlah hidup.

Setengah zaman ini adanya, demikianlah air segera mengalir. Menelusuri setiap lekukan sungai, bermuara di tengah lautan. Kau tak akan sampai pada setengah zaman kemudian, tampa mengikuti arus takdir yang jua mengalir. Maka jangan terkejut jika suatu saat air yang tenang itu jatuh meluncur dari ketinggian. Mengucur deras bagai tak ada hambatan. Menghempas bebatuan dan kembali mengalir. Semakin menderas, kemudian kembali tenang. Maka justru air yang jatuh itulah keindahan.

Sungguh kuatlah sang bebatuan, ia senantiasa tegar menampung setiap air deras yang berjatuhan, tanpa sekalipun menyesal dengan apa yang ia terima di dunia. Karena ia tahu, itulah yang dibutuhkan sang air, sebuah tempat melepaskan penatnya.

Jangan pernah lagi menyesali setiap derasnya air yang berjatuhan, itulah yang senantiasa membuatmu semakin tegar dan semakin merasakan, ya, bahwa kamu sekarang hidup. Kau ada! Jangan jadikan masalahmu sebagai pembunuh, bagaikan perenggut jiwa. Ku tahu setiap emosi yang jatuh pada setengah zaman ini memang berat, namun justru dengan beratnya itulah kamu semakin kuat. Jangan pernah patah semangat. Tersenyumlah, bersyukurlah, karena air yang terjun dengan derasnya itu, tidak selamanya menakutkan, justru ia itulah keindahan. You are alive. 😀

JAI-IC02006
Keep alive and tough like a stone in waterfall

Give a comment