Ko-As Update #Part 1 [Stase Anak]

Sekian lama berkecimpung di dunia perkoassan, baru nyadar udah lama banget gak posting lagi tentang kisah dan perjalanan selama di dunia koas. Edisi terakhir di stase Jiwa udah lewat sekitar lima bulan, dan sudah banyak hal yang terjadi setelahnya. Setelah jiwa, alhamdulillah sudah 4 stase lagi yang kulalui termasuk sekarang, yakni stase Anak, Kulit, THT dan Forensik. Alhamdulillah, meskipun terasa lama, akhirnya perlahan-lahan selesai juga satu per satu, hingga saat ini alhamdulillah dua belas siklus sudah dijalani termasuk sekarang, stase forensik sebagai stase kedua belas dari tiga belas stase di koas rotasi pertama. Semoga Allah melancarkannya hingga akhir amin..

Ingin menulis sedikit pembelajaran yang kudapati selama keempat stase terakhir yang ku jalani. Hm, mungkin dibahas aja satu persatu ya. Hhehe..

Pertama, stase Anak.

Seperti biasa, aku suka memberi label pada setiap stase yang kulalui saat koas, untuk yang satu ini aku ingin memberikan label … cute. Hahaha, yap. Itulah sebuah kata yang cukup mewakili stase ini. Cute, bisa diartikan imut, (atau mungkin amit-amit, hha >,<“).

Mau dimulai dari mana ya? Hehe. Ya, mungkin banyak momen berkesan selama di anak. Pertama, dari segi kelompok, alhamdulillah bertemu dengan sahabat-sahabat kocak dengan segala tingkah pola dan perangainya, sebut saja mereka arip, ikhsan, nanad dan kak ida, ditambah sang mentor yang luar biasa, yakni bang Indra. Mereka yang senantiasa memberi semangat untuk tetap kuat menjalani stase di Anak di tengah beratnya beban yang kami pikul di stase ini. Mungkin dari semua stase, anak adalah stase tersulit yang kujalani selama ini. Ilmiah yang segunung, dinas sendiri-sendiri sekali tiga hari, bahkan ganti hari, belum lagi tugas rumah dan jadwal bimbingan yang super padat, persayarat ujian yang mumet minta ampun, cukup menyita otak dan tenaga. Bahkan untuk shalat dan makan saja sering tertunda. Wajar saja aku berniat mengundurkan diri waktu itu, namun setelah berkonsultasi dengan sahabat-sahabatku yang cute itu, hha, aku tetap mencoba melangkah. No offense.

Terus dari mana datangnya istilah cute itu?! Hehe, ya, itulah. Seberat apapun beban yang aku pikul selama di anak, entah kenapa aku merasa nyaman melihat anak-anak dan bayi-bayi mungil di sana. Mereka dengan segala tingkah pola dan perangainya, apalagi melihat bayi-bayi mungil yang sangat menggemaskan, well..mereka benar-benar semacam spirit booster. Meskipun terkadang ketemu juga dengan sebagian mereka yang super bawel dan keluarga yang tidak kooperatif. But it’s okay. 🙂 I think, I started to like them.

Pembelajaran yang kuperoleh selama di anak, yang paling besar adalah be patient. That’s really it is. Sabar. Sabar menghadapi ujian yang besar, sabar memikul beban yang berat, sabar menghadapi tingkah pola anak yang bermacam-macam. Untungnya residen-residen anak baik-baik semua, bisa sharing ilmu dan pengalaman, tertawa bareng, ngakak bareng, ngobrol bareng, bercanda bareng, ngebully bareng, hho, dan tentu saja membimbing dan mengajari kami banyak hal.

Kedua preseptorku, alhamdulillah, baik-baik juga. Beliau seperti papa dan ayah baru kami. Ya, dengan segala ketegasan dan kebapakan beliau berdua, sangat memotivasi dan menginspirasi. Meskipun sering ketakutan ketika dihardik dan dimarahi, cemas ketika tugas rumah tak selesai, khawatir ketika laporan kasus dan bed side teaching yang tak maksimal, namun tentu saja mereka telah menunjukkan perhatian yang besar untuk kami agar lebih baik. Terima kasih banyak. ^_^

Semoga kami semua lulus dari stase ini.

image 14
Edisi Sahabat Anak Full Member, dari kiri ke kanan (aku, kak ida, ikhsan, nadia dan arip)
IMG-20140212-WA0037
Sahabat anak with our best mentor, bang Indra.
IMG-20140212-WA0038
Sahabat anak bareng dengan pembimbing refreat terbaik sepanjang masa, kak Laura.
IMG-20140522-WA0015
Foto selfie bareng Sahabat Anak
image 7
Anoter selfie..
IMG-20140609-WA0008
Kejutan ulang tahun dari sahabat Anak in my 22nd. 🙂
IMG-20140609-WA0015
Foto bareng sahabat Anak edisi Full member..

#to be continued.

Give a comment