Mahasiswa Pasca Sarjana Semester Dua

Satu tahun hampir berlalu semenjak saya memulai hidup di Jogja sebagai mahasiswa S2. Tak sedikit kisah yang sudah dilalui, mulai dari suka duka awal mencari kontrakan bersama istri hingga sekelumit drama yang tak terbayangkan di benak saya hingga hari ini. Ingin cerita, tapi tak tahu dari mana. Menulis tulisan kali ini ibarat menyusun puzzle kehidupan yang berserak-serak karena telah lama diabaikan. Maafkan wahai blog karena saya telah menjadi manusia sok sibuk yang kekurangan imajinasi. Baiklah, kita coba saja ya.

Mahasiswa pasca sarjana semester dua. Jika saya berbicara dari perspektif makna asli kata “mahasiswa”, rasanya tak jauh berbeda dari apa yang banyak dialami banyak orang. Sudah pernah jadi mahasiwa? Ya, begitulah kira-kira kehidupan saya di kampus UGM. Kuliah, tugas, paper, presentasi, jurnal, karya tulis, thesis, praktikum, field trip, seminar, dan masih banyak lagi. “Serius amat”. Tidak juga, hal itu belum termasuk traveling, kulineran, bioskop, gowes, nongkrong, hingga ngalor ngidul. Hehe.

Lalu apa bedanya mahasiswa S2 dengan S1? Berikut pendapat saya.

Pertama dari segi keilmuan. Studi S2 menurut saya ada pintu gerbang pendalaman ilmu yang lebih mendetail. Saya bilang demikian karena bagi saya ini semacam petualangan baru yang mampu menjawab hidup seperti apa yang akan saya alami dan peranan apa yang bisa saya beri untuk orang lain di masa mendatang. Saya seperti diminta berfokus pada satu bidang dan mencurahkan segenap pikiran dan tenaga saya di ranah tersebut. Maka, kasihan sekali jika mahasiswa S2 apalagi semester dua memilih bidang yang tidak disukainya. So, please.., don’t make a wrong choice.

Kedua dari segi pendewasaan. Studi S2 jelas dituntut kedewasaan berpikir. Kita mungkin akan disuguhi dengan topik-topik real yang selama ini tak pernah terbayangkan. Output yang dicari semakin tampak jelas, bukan hanya sekedar ijazah di atas kertas karena bagaimanapun S2 sangat membuka wawasan intelektualitas. Bagi saya yang sedang fokus pada peminatan riset dan persaiapan menjadi calon pendidik, hal ini jelas sangat berguna untuk bekal hidup di masa mendatang. So, make sure that you do it sincerely in the right track.

Ketiga dari sisi afiliasi dan jaringan. Studi S2 bagi saya adalah ranah untuk mendunia, oleh sebab itu saya memilih merantau jauh dari rumah. Menyapa dunia luar adalah cara saya untuk belajar, karena dunia terbentang untuk dijelajahi. Bertemu dengan guru-guru dan rekan-rekan dari berbagai pelosok negeri dengan berbagai latar belakang adalah suatu rezeki yang sulit untuk dicari. Apalagi berkesempatan untuk berinteraksi dengan mereka yang berasal dari luar benua. Menyerap sifat-sifat positif mereka adalah pembelajaran sesungguhnya bagi mahasiswa S2. Ada banyak sekali, down to earth, profesionalitas, kedisiplinan, integritas, kejujuran, intelektualitas, loyalitas, wah, masyaAllah. Go outside your “world”, and earn the wisdom.

Yup, saya rasa tiga itulah poin-poin utama yang saya dapat selama sekolah S2. Saya berharap studi ini bisa mengubah mindset saya menjadi lebih optimis, percaya diri, dan mampu berkontribusi lebih besar untuk dunia.

#Wallahu’alam.

DSC_0505
Kampus FK UGM

 

2 thoughts on “Mahasiswa Pasca Sarjana Semester Dua

Give a comment