Sepotong Ayat Hari Ini: Kenapa Mesti Down?

2:214

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(Qur’an Surat Al Baqarah, Ayat: 214)

Malam tadi aku berhenti di ayat ini. Aku jatuh cinta, saat menemukan pembenaran bahwa syurga mesti ditempuh dengan cobaan. Dan semestinya, apapun cobaan kedepan harus bisa dihadapi dengan mantap. Terkadang saat kesulitan datang, saat itu tak jarang kita ngerasa kalau kesusahan dan kesulitan yang kita alami sekarang ini sungguh berat dan rasanya ngebikin kita tak luput luput jua dari kesedihan, kemarahan, kebencian. Kadang kita merasa putus asa, bahkan hanya dengan secuil permasalahan. Bahkan kita menganggap masalah itu amat sangat berat. Padahal, orang-orang sebelum kita mungkin mengalami hal yang jauh lebih berat dari apa yang kita rasakan..

Seperti kisah Sumayyah Radiyallahu ‘anha, syahidah pertama dalam Islam. Meski tangan dan kaki beliau dirantai dan dirajam di bawah terik matahari, dihujat dan disiksa oleh kafir Qurays karena kegigihan beliau membela keimanannya, beliau radiyallahu ‘anha tetap mengatakan beriman kepada Allah, tiada Tuhan selain-Nya. Tak terbayangkan bagaimana siksa yang beliau terima, cacian makian segala bentuk kenistaan dan siksaan, tapi beliau tetap sabar dan kukuh dengan keimanannya kepada Allah. Sampai akhirnya ujung tombak Abu Jahal menikam tepat di ulu hatinya dan merenggut nyawanya. Masya Allah. Aku berfikir, apakah itu sebanding dengan cobaan yang pernah kita rasakan?

So, sudah sepatutnya diri ini tetap tersenyum dan bersabar meski cobaan apapun yang menghadang. Harus ada kalimat, “Cheer up man! Cobaan itu adalah jalan menuju syurga Allah. Dan Allah sendiri bilang, pertolongan Allah itu amat dekat. Amat Dekat!”

Jadi, kenapa mesti down? Sebuah pertanyaan untukku dan untukmu.

Give a comment