Menyambut Salam Penghuni Surga

Ilustrasi: http://syaamilquran.com

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh… Assalamualaikum warahmatullah..”, sang imam pun menyelesaikan bacaan shalatnya. Maka ketika itu aku beranjak memperbaiki posisi dudukku, meyilakan kedua kakiku dan mulai berzikir dan berdo’a di tengah-tengah majelis shalat berjama’ah. Nun disudut pintu sana ku merasakan kehadiran seseorang yang selalu ingin menyodorkan salam hangat tangannya untukku. Ia yang selalu menungguku selesai shalat hanya untuk menjabat tanganku. Ia yang selalu memanggilku dengan sebutan “kawan” setiap kali ku bertemu. Seorang laki-laki yang terlihat berbeda dari kebanyakan orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang mungkin tak lagi fardhu untuknya melaksanakan shalat, namun ia tak pernah absen menghadiri shalat berjama’ah lima waktu sehari semalam.

Dialah seorang laki-laki yang Allah telah mengangkat nikmat akal sehat untuknya. Seorang laki-laki berumur kurang lebih tiga puluh tahun dilihat dari wajahnya. Berbadan tinggi semampai, sedikit kurus, berkumis hitam dan berambut keriting. Ia selalu terlihat dengan baju kaos dan celana panjangnya yang agak kusut. Mungkin saja orang-orang sedikit enggan mendekatinya, namun ku melihatnya berbeda.

Aku benar-benar heran dengan orang ini, namun di saat yang sama, aku merasa malu dengan diriku sendiri. Bagaimana bisa seorang laki-laki sepertinya sungguh terpaut hatinya hendak menuju masjid, tidak seperti kebanyakan manusia di luar sana yang justru Allah selalu memberikan ia nikmat akal yang sehat untuk berfikir namun justru jarang melangkah ke masjid. Ya Allah, ampunilah kami.

Orang ini benar-benar seperti menyindirku setiap kali bertemu. Mengapa aku bisa kalah dengan orang sepertinya. Orang yang mungkin kebanyakan kita akan menertawakan dan meremehkannya, namun sejatinya justru lebih mulia. Maka tidakkah kau berfikir, sejauh manakah engkau telah mencintai Rabb-mu dibandingkan dengan kegiatan duniawimu?

Maka, setiap hari di masjid itu, mungkin saja aku selalu bersalaman dengan seorang calon penghuni surga. Sungguh iriku memuncak padanya.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? QS.Al-An’am : 32.

2 thoughts on “Menyambut Salam Penghuni Surga

Give a comment