Panas terik,
keringatmu pasti bercucuran
engkau punya beban yang begitu banyak
mesti kau pikul dengan dua pundakmu yang tegar
betismu semakin besar
pahamu kuat, melebihi kuatnya mereka
Telur-telur yang kau bawa,
apakah semua terjual bunda?
Sepedamu pernahkah berulah?
rantainya putus atau bannya bocor
atau kau menjujung barang-barang berat itu,
sambil berjalan kaki di tengah hawa ganas ini?
Bunda, orang tuamu papa
renta tak punya daya
bahkan untuk makanmu saja kau sendiri yang mesti mencarinya
kehidupan mereka pun bergantung padamu
apakah kau pernah mengeluh?
Kau pasti punya impian
pasti punya cita-cita
meski Allah menyurati takdirmu,
tapi kau berhasil membuktikan meski tak sejalan dengan inginmu
kau gagah, kuat dan begitu tegar
kau bersemangat, semangatmu terasa hingga hati saudaramu
Apakah kau pernah menangis bunda?
cobaan yang kau tempuh begitu berat
bagaimana bisa aku membayangkan
aku tak tega jika harus membayangkan
Maafkan aku bunda
seharusnya aku bangkit dan mengepalkan tangan
kau beri apa yang aku pinta
tak kuasa ku membalasnya
sedihkah engkau melihat perangaiku?
Bunda, aku ingin kuat sepertimu
ingin bersahaja dan tak pernah putus asa
doakan aku bunda
aku mencintaimu
Hanyalah do’a dari sang anak yang dibutuhkan seorang bunda (walaupun bunda tidak pernah minta untuk di do’akan)…
Jadi Ingat sama ibu saya…
Nice poem
LikeLike
like this.
thanks 🙂
LikeLike
wah bagus puisinya
😀
LikeLike
alhamdulillah, makasi ya 😀
LikeLike