Amal-Amal untuk Hari Esok

Sepeninggal kepergiannya, aku menyadari bahwa dunia ini ternyata begitu sayang untuk disia-siakan. Waktu yang kita torehkan untuk meninggalkan jejak tak seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Di waktu yang tak diketahui itulah kita diberi kesempatan untuk menuliskan sesuatu yang berharga untuk menjadi bekal hidup di alam selanjutnya.

Saat berfikir lebih mendalam, dunia ternyata memang hanya tempat persinggahan. Seberapapun kita berjuang mati-matian merebut seisi dunia, toh semua itu juga akan musnah ditelan masa. Yang kita bawa bukan harta dan kesenangan dunia, namun amal, hasil dari iman dan takwa.

Evita Cornelis, sebuah nama yang tak ingin aku lupakan. Aku mulai menyadari arti dunia ini setelah pelajaran yang ia berikan padaku. Jatahnya di dunia telah digariskan oleh Allah, hanya sampai usia 20 tahun. Tak seorang pun yang akan mengira sahabatku itu akan benar-benar meninggalkan dunia.

Jadi, aku berpikir sejenak, untuk apa kita harus berpikir alang kepayang mendapatkan sesuatu hal yang bersifat duniawi semata?

Allah swt menciptakan dunia untuk beramal, kita sebagai khalifah yang memimpin diri kita untuk beramal sebanyak-banyaknya. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk berlomba-lomba mencari karunia Allah, untuk mengabdi kepada Allah swt. Namun, jika kita buta dengan dunia, mungkin selamanya kita tak akan pernah sadar jika apa yang selama ini kita impikan di dunia justru akan kita tinggalkan, tak satupun kita bawa melainkan kain kafan.

Jadi, dunia yang sebentar saja kita huni inilah, satu-satunya kesempatan meraih tempat tinggal abadi di akhirat sana. Mungkin hal yang mesti kita perhatikan, adalah niat. Jika kita hanya punya waktu sedikit di dunia, mestilah ada yang melanjutkan amal jariyah kita untuk bekal di akhirat. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh. Tiga itu. Ya. Tiga itu.

“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya”. (HR. Muslim)

Sedekah jariyah. Itulah target pertama yang harus kita wujudkan hingga akhir usia. Caranya, kita harus jadi orang kaya! Lillahi ta’ala. Aku pikir, inilah motivasi yang seharusnya kita junjung tinggi untuk menjadi kaya, agar kita bisa bersedekah untuk siapa saja, jariyah, yang mengalir kapan saja pahalanya. Karena, yang kita bawa bukanlah uang bermiliar-miliar di rekening bank, rumah istana dan gedung-gedung mewah, namun uang yang kita sedekahkan untuk keperluan umat.

Kedua, Ilmu yang bermanfaat. Caranya, adalah dengan belajar sungguh-sungguh lillahi ta’ala, lalu mengamalkan dan mengajarkannya untuk orang lain. Jadilah dokter, insinyur, arsitek, petani, pelaut, pedangang, penulis, blogger dan semua profesi lainnya yang bisa MENGAJARKAN, dan menjadi GURU untuk orang lain, lillahi ta’ala. Secuil ilmu yang bermanfaat, baik itu lewat lisan, tulisan maupun perbuatan, itu yang bisa dikenang dan menjadi amal jariyah.

Yang terakhir, adalah anak yang shaleh. Tak perlu galau lagi dengan perempuan mana yang menjadi jodoh untuk anakmu yang shaleh. Semua datang dari Allah. Berdoalah dan berjuanglah lillahi ta’ala, agar dipertemukan dengan jodoh dan dianugerahi anak yang sholeh. Anak yang sholeh, tentu bermula dari ayah dan ibu yang sholeh, maka kita pun harus menjadi umat Muhammad yang shaleh. InsyaAllah, wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan pengajaran yang baik, akan menuai hasil yang baik pula.

Hua..tak berasa aku seperti berceramah saja. hha. InsyaAllah, ini juga untukku, untuk siapapun yang membaca. Semoga kita bisa mempersiapkannya dengan baik. Wallahu’alam. 🙂

2 thoughts on “Amal-Amal untuk Hari Esok

Give a comment