Ketika Namaku Disemat, Sarjana Kedokteran (S.Ked)

“Dan mulai hari ini, secara resmi, anda telah berhak menambahkan titel “Sarjana Kedokteran” di belakang nama anda.”

Ketika kalimat itu diucapkan, mata itu berkaca-kaca. Sepertinya akhir-akhir ini mataku sering demikian. “Maka nikmat Tuhan yang mana yang engkau dustakan?”

Siang itu langit menurunkan berkahnya, hujan gerimis. Siang itu kami berangkulan, berucap syukur walhamdulillah. Sore harinya mereka memberikanku setangkai bunga, sahabatku yang teristimewa, teman-teman kelompok tutorial tahun 3, tuti, dewi, cicim dan faraz. Aku tak bisa membendung rasa bahagia saat itu.

Kala itu, aku tak bisa berlama-lama berleha-leha. Esok adalah penentuan. Ujian final di pre klinik, ujian awal masuk dunia klinik, dunia perkoassan, dunia nyata. Masa-masa tersulit dan terumit sejauh ini, selama aku kuliah.

Aku tegang, aku gelisah. Aku tak bisa membendung entah berapa kali air mata tumpah. Aku memang terlalu labil untuk hal-hal demikian. Namun ketika ibu berkata, “berdo’alah, insyaAllah sudah maksimal, la hawla wala quwwata illa billah, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah (HR.Ahmad, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Hibban, Ibnu Nu’aim, shahih), hasbunallah wa ni’mal wakil, cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung (Q.S. Ali Imran 173), aku merasa baikan. Insya Allah, aku akan berusaha dengan sebaik-baiknya.

Hari ini aku menunggu, delapan dan sembilan februari, semua telah terjadi. KOMPRE dan OSCE. Walhamdulillah, wallahu’alam. Seperti kata ibu, aku selalu pegang dua pesan itu. Aku lebih tenang. Dan sekarang, semua mengharapkan yang terbaik. Apapun hasilnya, semoga Allah meridhoi. Insya Allah. Tawakal ‘alallah, adalah suatu jalan yang wajib ditempuh, dan qanaah adalah suatu keharusan ketika menerima hasilnya. Saat ini, meskipun masih galau, its okay, insya Allah. Mohon do’a. .><.

5 thoughts on “Ketika Namaku Disemat, Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Give a comment