Beyond the Inspiration – Felix Y. Siauw [Book Review]

Pada suatu masa, Islam diingat sebagai suatu peradaban yang terbesar dan terhebat, memberikan kontribusi yang tak terhitung banyaknya dalam bidang sains dan kesejahteraan ummat manusia. Namun pada saat ini, kebanyakan manusia tidak lagi mengingat Islam sebagai inspirasi yang membuat ummatnya berdiri tegak di hadapan ummat lain, bahkan kaum Muslim sendiri pun lupa akan jatidiri mereka.

Buku Beyond the Inspiration karya Felix Y. Siaw menjadi buku pilihan kedua saya di Bulan Maret 2016 lalu. Bermula dari rasa penasaran tentang sejarah Islam yang tak begitu saya ketahui -yang mana dahulunya pernah menoreh tinta emas peradaban dunia-, saya berusaha mencari motivasi awal melalui buku ini. Berikut sedikit review-nya.

b
Beyond the Inspiration – Felix Y. Siauw

Details:

  • Judul: Beyond the Isnspiration
  • Penulis: Felix Y. Siauw
  • Penerbit: AlFatih Press
  • Cetakan ke: 8 (Januari 2015)
  • Tebal: 267 halaman
  • ISBN: 978-602-17997-1-0

Ikhtisar

Felix Y. Siauw beranjak dari sebuah argumen sederhana tentang perjalanan sejarah umat Islam. Dahulu, umat Islam pernah menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia. Mulai dari terciptanya negara adidaya yang membentang dari Andalusia hingga Nusantara, lalu pesatnya perkembangan Ilmu pengetahuan dan sains oleh pemikir-pemikir Islam, hingga kemajuan dari segi pemerintahan dan pendidikan. Semua itu berlangsung sejak Rasulullah SAW menerapkan Islam di Madinah pada tahun 623 M, dan bertahan sampai tahun 1924 ketika kekhalifahan Islam terakhir, Turki Utsmani runtuh. Namun, di sisi lain, hari ini, umat Islam justru terpuruk. Felix pun menyimpulkan dalam sebuah kalimat sederhana.

Kenapa Islam pada suatu masa dapat memberikan pencerahan dan harapan bagi seluruh ummat manusia, namun pada saat yang lain, Islam dipandang rendah oleh ummat manusia? Jelas sudah, ada sesuatu dari Islam yang telah hilang.

Berangkat dari pemikiran inilah, Felix kemudian memberikan opini bahwa sesuatu yang hilang itu sesungguhnya telah sengaja dihilangkan oleh orang-orang yang tidak senang kepada Islam. Akhirnya, hal itu menimbulkan ketakutan yang luar biasa kaum Muslim sendiri terhadap Islam. Mereka -orang-orang yang tidak senang terhadap Islam-, telah berhasil mencegah bersatunya kaum Muslim dengan Islam kaaffah, hingga Muslim kini telah terpecah belah. Oleh karena itu, kaum Muslim perlu ‘menjemput’ bagian yang hilang ini agar bisa kembali menjadikan Islam sebagaimana tuntunan Rasulullah saw.

Felix kemudian berusaha memaparkan realitas itu di bab pertamanya, Life is Choice. Di sini pembaca digiring untuk menyadari bahwa hidup ini ada di antara dua pilihan, menjadi biasa-biasa saja, atau menjadi ‘istimewa’. Di bab kedua, kita dituntun untuk menyadari bahwa sudah ada ‘petunjuk’ dari Allah untuk memilih di antara dua pilihan itu, yaitu tiga hal. Yang pertama ialah Akal, lalu Wahyu dan Hidayah. Sekarang, dengan 3 petunjuk yang Allah berikan itu, tinggal apakah kita mau memilih mengikuti petunjuk itu atau mengingkarinya.

Barulah di bab berikutnya, Felix mulai berbicara intens tentang Islam. Bermula dari kondisi umat Islam hari ini, yang menjadi kaum pesakitan yang terpuruk di tengah-tengah kontelasi dunia dan terminorkan dalam segala segi. Kita kemudian diajak merenung, sebenarnya Islam itu seperti apa, dan apa yang sudah kita perbuat dengan ke-Islaman kita.

Miris sekali ketika melihat keadaan kaum Muslim saat ini, mereka mengaku sebagai seorang Muslim, mengucapkan syahadat dan memiliki Al-Qur’an. Namun, Al-Qur’an hanya sekadar pajangan di ruang tamu atau di atas lemari.

Beranjak dari masalah besar itulah, kita kemudian digiring untuk kembali memahami ajaran Islam yang Kaaffah yang dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Bagaimana kita memaknai shahadah sebagai pintu pembeda antara Muslim dan kafir, bagaimana kita menaati segala aturan yang telah diturunkan Allah swt, dan bagaimana contoh generasi-generasi Islam terdahulu yang berhasil memperoleh kejayaan ketika mengamalkan petunjuk yang sudah diturunkan oleh Allah swt tersebut. Salah satu tokoh yang paling menonjol di dalam buku ini adalah Muhammad Al Fatih, panglima perang Khilafah Utsmaniyah yang berhasil membebaskan Kota Konstantinopel dari kekuasaaan Romawi Timur (Byzantium).

Di akhir tulisan, kita kemudian diingatkan akan satu hal, yaitu satu hal yang mulai banyak dilupakan oleh orang Islam, yaitu kehidupan akhirat. Dunia ini hanya tempat persinggahan untuk memperoleh kehidupan akhirat. Apakah kita akan memilih untuk mati dalam keadaan baik (khusnul khatimah) atau sebaliknya (su’ul khatimah). Untuk itu perlu adanya perencanaan, yang di beliau sebut sebagai Afterlife Mapping. Dasarnya tak lain adalah sebuah pertanyaan.

Apa persembahan terbaik yang akan kita berikan kepada Allah bila suatu saat Dia memanggil kita, kemudian menanyakan apa yang telah kita persiapkan sebagai pengganti surga-Nya?”

Ulasan

Buku ini sesuai dengan judulnya, sangat menginspirasi. Saya bisa menangkap ada aura semangat perubahan dari penulis buku ini. Penulis yang sangat mendambakan jika ummat Islam ini kembali bangkit, bersatu, dan berjaya seperti sedia kala. Hal itu tercermin dari kalimat-kalimat di dalam buku ini yang seringkali memotivasi meski kadang kala bernada ‘ironis’. Aura-aura optimis masih tampak, seperti pada kalimat terakhir di buku ini, dimana Felix Y. Siauw menuliskan, “Bangkitlah kaum Muslim, kota Roma menanti kita! Insya Allah dia akan dibebaskan dengan pemimpin dan pasukan sekualitas Muhammad Al-Fatih dan pasukannya!” Tapi di sisi lain saya justru merasa sedih ketika mengetahui kondisi umat Islam hari ini dibandingkan sebelum-sebelumnya. Bagai langit dan bumi.

Menurut saya, buku ini layak untuk dibaca anak-anak muda yang memiliki ghirah yang tinggi terhadap kebangkitan Islam. Dan juga, buku yang cukup menarik untuk menambah rasa ingin tahu mengenai bagaimanakah hebatnya peradaban Islam di masa lalu. Bagi saya sendiri, buku ini mungkin merupakan titik awal baru yang memunculkan semangat untuk lebih menggali kisah-kisah sejarah umat Islam itu, yang pada akhirnya berhasil membujuk saya untuk memulai membaca lebih banyak mengenai buku-buku sejarah peradaban Islam di bulan berikutnya. Dan at least, saya menyukai buku ini. 🙂

6 thoughts on “Beyond the Inspiration – Felix Y. Siauw [Book Review]

Give a comment